Data rekaman OBS dianalisis dengan menggunakan metode seismik pasif untuk
mengetahui karakteristik noise dan site response di Selat Makassar dan Laut Sulawesi.
Probabilistic Power Spectral Density (PPSD) dari stasiun OBS menunjukkan
mikrotremor pada periode 0.06 – 0.7 s, puncak mikroseismik sekunder pada periode
0.9 – 2 s, puncak mikroseismik sekunder pada periode 4 – 8 s, dan hum pada periode
lebih dari 10 s. Amplitudo daya noise berada dalam rentang New Low Noise Model
(NLNM) dan New High Noise Model (NHNM) untuk periode <10 s dan sedikit di atas
NHNM untuk periode >10 s untuk OBS IGGCAS F-type. Untuk OBS IGGCAS Gtype, amplitudo daya noise berada pada periode < 0.7 s berada pada rentang NLNM
dan NHNM. Namun, terdapat kecenderungan amplitudo daya noise yang datar dengan
amplitudo di atas NHNM untuk periode > 0.7 s. Amplitudo daya noise bergantung pada
lokasi stasiun, iklim, instrumen, variasi harian, dan variasi musim. Horizontal-toVertical Spectral Ratio (HVSR) di Utara Selat Makassar menunjukkan kurva H/V
dengan puncak tidak jelas (unclear peak) pada bagian tengah selat dan beberapa
puncak (multiple peak) pada bagian timur selat dengan frekuensi 1.35 – 4.7 Hz. Di
antara Selat Makassar dan Laut Sulawesi kurva H/V menunjukkan puncak datar (flat)
dan beberapa puncak (multiple peak) dengan frekuensi 1.10 – 4.03 Hz. Sedangkan di
Laut Sulawesi, kurva H/V menunjukkan puncak yang tidak jelas (unclear peak) dan
beberapa puncak (multiple peak) dengan frekuensi 0.65 – 6.25 Hz.