digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


BAB 1 Izza Firdausi
Terbatas Open In Flip Book sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Izza Firdausi
Terbatas Open In Flip Book sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Izza Firdausi
Terbatas Open In Flip Book sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Izza Firdausi
Terbatas Open In Flip Book sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Izza Firdausi
Terbatas Open In Flip Book sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Izza Firdausi
Terbatas Open In Flip Book sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

2022_TS_PP_IZZAFIRDAUSI DAFUS.pdf?
Terbatas Open In Flip Book sarnya
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Negara-negara di dunia, saat ini, mencari cara paling efektif untuk dapat mengoptimalkan adopsi Science, Technology, and Innovation (STI) dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan negara yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Salah satunya, melalui model kolaborasi Triple Helix yang melibatkan Universitas, Industri, dan Pemerintah (U-I-G). Namun, negara berkembang memiliki permasalahan dalam mengoperasionalkan model Triple Helix. Katalis Merah Putih mendapat sorotan publik melalui capaiannya mengubah Minyak Kelapa Sawit menjadi BBN yang mengarah pada pembangunan pabrik katalis nasional pertama melalui kolaborasi U-I-G. Perjuangan panjang dalam pembentukan Katalis Merah Putih menawarkan banyak hal esensial untuk dieksplorasi sebagai pembelajaran (lesson learned.) Pembelajaran dari kasus ini bisa didapatkan dengan lebih jelas melalui penggunaan pendekatan Mikrofondasi Triple Helix dan Actor-Network Theory. Pendekatan dan teori tersebut dapat membantu pembuatan Kebijakan Inovasi yang lebih tepat sasaran dan menjaga keberlansungan inovasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa wawancara kepada aktor kunci melalui teknik snowball sampling dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan perspektif mikrofondasi pada kasus dapat menangkap dinamika kemunculan boundary space yang dapat terbentang dan menjadi stabil, atau mengalami krisis dan menyusut. Lebih lanjut, adopsi konsep-konsep dalam Actor-Network Theory mampu memperlihatkan bahwa atribut ‘Merah Putih’ merupakan elemen yang krusial dari proses boundary spanning. Selain itu, HAO (Hybrid Autonomous Organization) yang terbentuk merupakan hal yang dinamis dan contested: memungkinkan kegiatan-kegiatan penelitian dan pengembangan yang berujung pada inovasi Katalis Merah Putih. Terakhir, keberhasilan para inisiator dalam membentang boundary space bergantung pada terbukanya peluang-peluang untuk penelitian/pengembangan katalis sehingga menunjukkan peranan keaktoran yang krusial dalam kasus inovasi Katalis Merah Putih.