digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Barkah
PUBLIC Open In Flip Book Perpustakaan Prodi Arsitektur

Pada tahun 2032, sekitar dua miliar orang diperkirakan akan tinggal di daerah kumuh perkotaan (Ooni & Phua, 2007). Di Indonesia, menurut Kementerian Pekerjaan Umum tahun 2014, terdapat 38.431 Ha kawasan kumuh, dan sekitar 61,1%-nya berada di perkotaan. Kampung Braga, yang berada di Kota Bandung, memiliki nilai tingkat kekumuhan kategori berat, indeks kualitas kawasan yang rendah, kurang area terbuka, serta kampung yang bersifat kantung dengan aksesibilitas yang rendah. Setelah dilakukan analisis tapak dan studi literatur, digunakan teori urban acupunture dan space syntax. Urban acupuncture adalah sebuah usaha yang bertujuan untuk memperbaiki dan memaksimalkan perbaikan kualitas kehidupan penghuni kampung kota melalui intervensi-intervensi kecil. Pengaplikasian urban acupuncture dalam Kampung Braga berguna untuk meningkatkan kualitas infrastruktur dan fasilitas publik kampung dengan fokus aspek sensitive point dan creating places menggunakan pendekatan spatial analysis melalui software DepthMapX. Hasil dari analisa dan kajian literatur menghasilkan sintesa berupa superimposisi dari kriteria creating places dan titik-titik sensitif. Hasil superimposisi tersebut menunjukkan dua anchor utama intervensi paling optimal di RW08, Kampung Braga. Dari kriteria tersebut dikembangkan menjadi beberapa indikator, yaitu: typologies of activities, accessibility and circulation, open space, institutional and amenities, frontage, dan public facilities. Seluruh indikator tersebut dinaungi dalam satu konsep utama: 'Patches!'. Patches mengelaborasikan intangible intervention serta tangible intervention. Intangible intervention yang dilakukan berupa ajuan aktivitas dan sirkulasi-sirkulasi tematik sesuai dengan kebiasaan dan kemampuan warga yang ditingkatkan mutunya. Sedangkan tangible intervention berupa intervensi dalam bentuk beberapa tipologi spasial guna mencapai tujuan utama yaitu menjadikan Kampung Braga sebagai livable community. Tipologi-tipologi bangunan tersebut di antaranya parasitic architecture, pop-up buildings, open space, dan new residentials. Masing-masing tipologi dirancang guna menjawab tantangan yang ada di dalam Kampung Braga serta diharapkan dapat mencapai tujuan dari rancangan ini. Setelah dilakukan analisa kembali dengan DepthMapX, rancangan dalam tesis ini menunjukkan hasil peningkatan dua kali lipat dibanding dengan eksisting pada aspek connectivity, integration, serta agent analysis. Selain itu dari dua lokasi utama anchor di Utara dan Selatan, rancangan meningkatkan area terbuka publik dari 2,8% menjadi 6,7%. Tesis ini bersifat pilot project dan iterasi desain dalam format studi, sehingga produk yang dihasilkan berupa rancangan awal konseptual. Sehingga kedepannya dapat dilakukan studi lebih lanjut untuk memaksimalkan solusi dari tantangan di Kampung Braga.