digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Dimada Rubioctary
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 1 Dimada Rubioctary
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 2 Dimada Rubioctary
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 3 Dimada Rubioctary
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

BAB 4 Dimada Rubioctary
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

PUSTAKA Dimada Rubioctary
PUBLIC Roosalina Vanina Viyazza

Papan gypsum merupakan bahan bangunan yang dipergunakan sebagai interior ruangan. Karena kemudahan pemasangan produk, gypsum menjadi opsi terbaik sebagai solusi project pembangunan untuk efisien terhadap spending budget dan waktu pengerjaan. Namun seiring berjalannya waktu, mulai bermunculan merk-merk lain yang menawarkan produk serupa. Sehingga yang terjadi, harga menjadi salah satu tolak ukur utama bagi pembeli yang hendak melakukan pemesanan. Ditambah lagi dengan adanya krisis selama pandemi COVID-19, banyak project konstruksi yang tertunda. Hal ini berimbas negative terhadap demand material yang sontak menurun drastis dari tahun sebelumya. Tantangan lainnya adalah mengembangkan konsep kegiatan marketing untuk tetap berinteraksi terhadap customer maupun business partner, ketika pemberlakuan peraturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Beberapa exhibition dan acara gathering harus dibatalkan. Sehingga beberapa kegiatan tersebut diinovasikan dengan konsep webinar maupun talkshow interaktif secara live melalui Instagram. Adapun perusahaan sudah mengembangkan applikasi selular untuk memudahkan pemilik rumah/proyek mencari tukang, memudahkan tukang membeli produk papan gypsum dan memudahkan pemilik toko untuk memberikan poin loyalty untuk loyal customer mereka. Namun dalam implementasinya, terdapat beberapa keterbatasan dan kendala yang dihadapi. Tukang yang tidak terlalu familiar dengan konsep webinar, tidak terlalu antusias untuk mengikuti program training. Engagement pada content social media memiliki rate yang cenderung rendah. Tukang yang sudah teregister dalam applikasi selular, tidak menggunakan platform tersebut untuk mendapatkan klien baru. Hal ini menunjukkan bahwa perlu adanya formulasi baru dalam strategi digital, agar perusahaan dapat mengaktifkan semua channel digital dapat berfungsi secara efektif dalam berinteraksi dengan customer. Dari komplikasi yang telah terjadi, penulis melakukan penelitian secara lanjut. Metode yang digunakan adalah in-depth interview dengan beberapa pihak yang pernah menggunakan produk papan gypsum. Fokus pencarian informasi ini adalah untuk mengetahui customer behavior terhadap produk. Mulai dari media apa yang mengenalkan mereka terhadap produk hingga kesan terhadap terhadap produk dan kepada siapa mereka merekomendasikan produk. Sehingga dapat diketahui bahwa masing-masing customer memiliki preferensi yang berbeda untuk mempelajari spesifikasi produk. Beberapa aktivitas promosi seperti pemasangan iklan, konten inspiratif penggunaan produk dan kolaborasi dengan selebriti dapat memperkuat brand awareness untuk mass promotion. Namun pada tahap consideration hingga pemesanan, kebanyakan customer masih lebih percaya untuk melakukan pembelian atau bertanya langsung ke toko bangunan. Menanggapi realita itu, maka perlu adanya program kolaborasi dengan distributor maupun toko, agar potential customer yang terkumpul pada database perusahaan dari promosi iklan digital maupun konten digital bisa dihandle dengan baik oleh toko agar customer tersebut melakukan pemesanan produk.