digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2007 TA PP Sebastianus Reza Warlim 1-COVER.pdf


2007 TA PP Sebastianus Reza Warlim 1-BAB 1.pdf

2007 TA PP Sebastianus Reza Warlim 1- BAB 2.pdf

2007 TA PP Sebastianus Reza Warlim 1-BAB 3.pdf

2007 TA PP Sebastianus Reza Warlim 1-PUSTAKA.pdf

ABSTRAK: Kaki adalah bagian ( organ ) tubuh makhluk hidup khususnya manusia yang merupakan organ pendukung aktivitas geraknya. Pada era modern ini, sepatu telah menjadi salah satu kebutuhan penting bagi manusia bukan hanya karena fungsinya sebagai pelindung kaki, namun juga kemampuannya untuk menciptakan sebuah tren, image, gaya hidup, rasa percaya diri, dan juga kepuasan batin bagi pemakainya. Selain berfungsi melindungi kaki dan juga menciptakan tren ( fesyen ), sepatu juga dapat berfungsi sebagai alat bantu dalam bidang kedokteran. Kaki sendiri memiliki permasalahan tidak dari luar saja, namun banyak permasalahan kaki yang disebabkan oleh kelainan organ di dalamnya, contohnya: kelainan bentuk tulang ( Congenital Talipes Equinus Varus / CTEV ), kelainan pada otot ( flat foot ), kelainan saraf saraf pusat ( drop foot ), dan lainnya. Namun permasalahan tersebut dapat diatasi dengan menggunakan sepatu sebagai sarana terapi, tetapi dibutuhkan waktu yang lama dan harus dilakukan dengan berbagai macam terapi lainnya. Kelainan kelainan pada kaki tersebut harus cepat ditanggulangi, apabila tidak cepat ditanggulangi maka kaki akan menjadi kaku dan menjadi tidak normal. Dari sekian banyak kasus kelainan pada kaki, CTEV termasuk salah satu kelainan kaki yang paling kronis, namun dapat disembuhkan melalui berbagai macam terapi. Salah satunya adalah melakukan terapi jalan dengan menggunakan sepatu koreksi / sepatu terapi. Akan tetapi sepatu terapi yang ada belum memenuhi kebutuhan pengguna, antara lain desainnya yang tidak sesuai dengan image anak pada umumnya. Anak penderita CTEV malas memakai sepatu terapi yang ada dan lebih memilih desain sepatu anak normal. Selain itu juga secara psikologis anak penderita CTEV menjadi malu dikarenakan adanya perbedaan yang signifikan antara desain sepatu terapi yang ada dengan desain sepatu normal. Maka dari itu penulis pada tugas akhir ingin mengembangkan sepatu terapi yang sudah ada. Secara fungsi sama namun desainnya menyerupai sepatu anak normal pada umunya. Sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara sepatu anak penderita CTEV dengan sepatu anak normal. Semoga sepatu terapi ini dapat memenuhi segala kebutuhan anak penderita CTEV dan berguna dalam bidang kedokteran.