Perpustakaan Digital ITB

Pendidikan merupakan hal yang mutlak dan dibutuhkan sedini mungkin untuk membangun pondasi dasar dalam berkehidupan. Salah satu sumber utama pendidikan ialah melalui bangku sekolah. Pemerintah Indonesia telah menetapkan kewajiban pendidikan yang dimulai sejak bangku sekolah dasar. Namun, kualitas pendidikan Indonesia yang cenderung stagnan di urutan terbawah menyebabkan kekhawatiran tersendiri. Salah satu permasalahan yang diungkapkan ialah akibat infrastruktur yang tidak berkembang. Saat ini, bangunan sekolah di Indonesia mayoritas masih menggunakan panduan yang dibuat di abad ke-19 dengan sistem pendidikan teacher centered learning. Padahal, kemajuan jaman menciptakan berbagai perubahan yang tentu berdampak pada sistem pendidikan. Ketidaksesuaian tersebut menyebabkan terhambatnya kemajuan pendidikan di Indonesia dan menghambat tumbuh kembangnya anak. Oleh karena itu, pentingnya dilakukan rethinking school untuk melihat kembali perancangan sekolah dasar yang dapat mengakomodasi pedagogi terkini di Indonesia sesuai dengan perilaku pengguna dan juga diintegrasikan dengan era digital. Tesis ini menggunakan metode pengumpulan data studi literatur dan observasi lapangan. Berdasarkan studi literatur, ditemukan kriteria perancangan terhadap active learning environment yang berfokus pada experiential learning dan jenis ruang pembelajaran di era digital yang terbagi menjadi, flexibility & functionality, a sense of community, active setting, individuality, naturalness (healthy environment), comfort, and innovative - conventionality. Secara umum, penerapan kriteria dilakukan untuk mewadahi kebutuhan proses belajar mengajar yang efektif bagi generasi Z dan Alpha dengan konsep active learning environment di era digital. Melalui konsep tersebut, sekolah ini memiliki tren baru yang memberikan kebebasan anak dalam memilih sehingga diharapkan anak sejak dini dapat fokus terhadap minat dan dapat melakukan eksplorasi mendalam agar siap menghadapi tantangan di masa mendatang.