digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sesar Sumatra merupakan salah satu sesar geser dengan panjang 1900 km yang terbagi menjadi bagian utara, tengah dan selatan, dimana masing-masing bagian memiliki kekuatan sesar, pola deformasi dan histori kegempaan masingmasing. Sesar Sumatra memiliki tingkat seismisitas yang tinggi dan menghasilkan banyak gempa bumi besar yang tersebar di sepanjang sesar. Gempa bumi ini disebabkan oleh pelepasan energi yang telah terakumulasi dalam periode waktu yang panjang (puluhan hingga ratusan tahun). Oleh karena itu, salah satu cara untuk memahami pola seismisitas pada salah satu bagian, yakni Sesar Sumatra bagian utara adalah dengan melakukan pemodelan proses akumulasi regangan terhadap deformasi litosfer yang terjadi. Pemodelan proses akumulasi regangan dilakukan berdasarkan kekuatan friksi sesar pada Sesar Sumatra bagian utara, khususnya segmen Aceh Utara, Aceh Tengah, Aceh Selatan, Tripa Utara, Tripa Selatan dan Renun sesuai dengan rata-rata slip rate hasil observasi. Melalui pemodelan dengan metode finite-element, deformasi litosfer pada Sesar Sumatra bagian utara dapat ditunjukkan, khususnya dengan mengenakan material elastik di kerak bagian atas dan material viskoelastik pada kerak bagian bawah serta mantel bagian atas. Berdasarkan pemodelan yang dilakukan, peristiwa locking dan creeping tampak memengaruhi proses deformasi yang terjadi dimana persentase locking sebesar 75% sesuai dengan rata-rata slip rate 15-16 mm/tahun di Sesar Sumatra. Namun, dalam memodelkan proses deformasi, pergerakan subduksi dan pergerakan sliver busur depan sebagai kecepatan batas perlu dipertimbangkan. Pemodelan dengan menambahkan efek pergerakan sliver busur depan dapat mempersingkat proses akumulasi regangan hingga 2.7x lebih singkat. Selain itu, diperoleh nilai koefisien friksi masing-masing segmen yakni Aceh Utara sebesar 0.06, Aceh Tengah dan Selatan sebesar 0.07, Tripa Utara sebesar 0.08, Tripa Selatan sebesar 0.13 dan Renun sebesar 0.21. Hasil pemodelan dengan friksi yang berbeda di setiap segmen, cukup sesuai dengan histori gempa di Sesar Sumatra bagian utara. Namun adanya efek stress transfer akibat gempa subduksi, khususnya di daerah Tripa Utara dan Tripa Selatan, perlu dipertimbangkan dalam pemodelan. Adanya selisih perbedaanii kekuatan friksi yang kecil (0.01) di segmen Aceh Utara-Aceh Tengah dan Aceh Selatan-Tripa Utara juga dapat menjelaskan banyaknya gempa yang terjadi di batas antar segmen tersebut