Produksi migas Indonesia terus mengalami penurunan dalam satu dekade terakhir. Mayoritas tulang punggung produsen lapangan minyak saat ini yang terletak di darat adalah sudah memasuki kategori lapangan yang sudah jenuh produksi. Sedangkan kegiatan eksplorasi belum menemukan cadangan migas baru yang ekonomis secara signifikan, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan optimalisasi aset cadangan migas yang ada yang masih memiliki nilai ekonomis. Untuk mengatasi kondisi ini, telah terjadi pergeseran paradigma oleh perusahaan hulu minyak dan gas bumi untuk mengubah fokus di bidang pengembangan minyak dan gas bumi dari lapangan minyak di darat ke lepas pantai atau laut.
Blok lepas pantai XSW telah memproduksi minyak sebesar 41,39 MMSTB dan memiliki sisa cadangan sebesar 7,9 MMSTB. Tujuan penelitian kali ini adalah untuk membuat skenario pengembangan blok XSW untuk meningkatkan profitabilitasnya dengan prinsip Tata Kelola Sosial Lingkungan (ESG), dan untuk mengevaluasi keekonomian proyek melalui skema pemulihan biaya Kontrak Bagi Hasil (PSC).
Evaluasi keekonomian project yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode capital budgeting yang meliputi aspek net present value (NPV), internal rate of return (IRR), payback period, dan cashflow analysis. Perhitungan mengacu pada scenario Production Sharing Contract (PSC) yang sudah ditetapkan pemerintah. Skenario tersebut menggunakan analisis sensitivitas harga minyak, kumulatif produksi minyak, biaya operasional dan belanja modal/investasi. Skenario terbaik dapat menghasilkan produksi minyak tambahan sebesar 7,3 MMSTB, total investasi sebesar 81,31 juta USD, pendapatan kotor sebesar 495,52 juta USD, laba perusahaan sebesar 57,73 juta USD, dan laba pemerintah sebesar 86,6 juta USD. Dari perspektif penganggaran modal, proyek ini dapat menghasilkan NPV sebesar 18,58 juta USD, IRR sebesar 20,77%, periode pengembalian modal 5,42 tahun.