digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indeks literasi keuangan Indonesia tidak meningkat mengikuti indeks inklusi keuangan. Artinya ada lebih banyak orang yang mempunyai akses ke produk dan jasa keuangan disbanding orang yang mempunyai kemampuan untuk membuat keputusan keuangan yang baik. Orang orang ini tidak mempunyai pengetahuan untuk membuat keputusan keuangan yang baik sehingga akan berdampak negatif kepada individu dan ekonomi secara keseluruhan. Maka dari itu, indeks literasi keuangan harus setidaknya memiliki nilai yang sama dengan inklusi keuangan. Saat ini, indeks literasi keuangan Indonesia adalah 38% sedangkan indeks inklusi keuangan merupakan 76%. P2P lending dapat menjadi alat untuk meningkatkan literasi keuangan di Indonesia karena terdapat segmentasi besar yang tidak mempunyai akses ke kredit. Riset ini menggunakan kerangka dari OECD/INFE (2018) untuk mengukur tingkat literasi keuangan dari pengguna P2P lending, analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis alasan dan tantangan pengguna dalam menggunakan P2P lending, dan preferensi strategi untuk meningkatkan literasi keuangan. Riset ini menggunakan metode linear regression analysis untuk mengetahui hubungan antara penggunaan P2P lending dan literasi keuangan. Hasilnya adalah penggunaan P2P lending mempunyai dampak positif terhadap skor dan index literasi keuangan . Tantangan dalam menggunakan P2P lending adalah ketidakmampuan untuk membayar Kembali pokok dan bunga, resiko dalam menggunakan P2P, dan kurangnya kepeercayaan terhadap keamaanan data. Lebih lanjut lagi, strategi yang direkomendasikan untuk meningkatkan literasi keuangan dengan implementasi video edukasi online, kurikulum literasi keuangan, website untuk edukasi keuangan, acara offline, edukasi sosial media, exploratory learning, dan pembelajaran offline.