digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Khansa Saffana
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Kawasan Tepi Sungai Kauman Semarang adalah salah satu kawasan pusat perdagangan dan jasa di Kota Semarang, khususnya perdagangan tradisional yang terletak di antara tiga kampung etnis di Kota Semarang dan berbatasan langsung dengan Kali Semarang yang memiliki arti penting dalam kesejarahan perkembangan kota. Kawasan Kauman terletak di Kecamatan Semarang Tengah, Kota Semarang, dan berada dalam radius 1 km dengan Kota Lama Semarang, sebuah situs cagar budaya yang sekaligus menjadi strategis pengembangan bidang sosial budaya kota dan provinsi. Selain itu, Kawasan Kauman terletak dalam radius 1,5 km dengan Stasiun Tawang, salah satu stasiun pusat di Kota Semarang yang juga menjadi simpul transportasi dengan pergerakan penumpang yang cukup tinggi. Namun, dengan adanya potensi tersebut, Kawasan Tepi Sungai Kauman tidak cukup tertata dengan baik dan juga memiliki isu lingkungan yang dapat mempengaruhi pengembangan kawasan. Saat ini, Kawasan Kauman terletak di dalam kawasan dengan ancaman sedang terhadap banjir yang diakibatkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah curah hujan pada kawasan cukup tinggi sementara area untuk infiltrasi air hujan sangat terbatas. Selain itu, Kali Semarang juga memiliki isu pencemaran yang sangat tinggi serta mengalami sedimentasi, sehingga air di Kali Semarang sangat dangkal dengan kedalaman hanya 70-80 cm dalam situasi normal. Studi ini dilakukan dengan tujuan merumuskan gagasan perancangan pada Kawasan Tepi Sungai Kauman dengan mengimplementasikan teknik Water Sensitive Urban Design sebagai pendekatan terhadap persoalan keberadaan air di permukaan perkotaan. Metode perancangan yang digunakan adalah metode fragmental yang diawali dengan mengumpulkan isu terkait perancangan kawasan hingga akhirnya menghasilkan simulasi rancangan kawasan. Kawasan perancangan memiliki luas 13,36 hektar yang mewadahi aktivitas bermukim, bekerja, dan rekreasi. Simulasi rancangan kawasan fokus pada elemen rancang kota, yaitu tata guna lahan, intensitas dan tata massa bangunan, sirkulasi dan parkir, jalur pejalan kaki, ruang terbuka, sistem penanda, pelestarian, dan pendukung kegiatan. Selain itu, simulasi rancangan juga fokus pada sistem manajemen air pada kawasan. Teknik WSUD yang diimplementasikan fokus pada upaya infiltrasi air hujan dan penyediaan wadah tampungan air hujan, baik dalam lot bangunan maupun ruang terbuka hijau.