COVER - SURANTA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB I - SURANTA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB II - SURANTA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB III - SURANTA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB IV - SURANTA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB V - SURANTA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Suranta Sembiring
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
LAMPIRAN - SURANTA.pdf
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Irwan Sofiyan
» Gedung UPT Perpustakaan
Engineered Cementitious Concrete (ECC) atau bendable concrete merupakan salah satu jenis beton kinerja tinggi (High Performance Concrete) dengan material penyusun yaitu agregat halus, semen, silica fume, fly ash, superplasticizer, air, dan penggunaan serat sintesis hingga fraksi volume 2%. Tidak digunakan agregat kasar dalam ECC. Dengan penggunaan serat dan eliminasi agregat kasar, ECC memiliki deflection-hardening terhadap lentur dan terdapat fiber-bridging pada keretakan ECC. Pengembangan ECC di Indonesia sejauh ini terbatas dengan penggunaan serat sintesis seperti serat polimer dan serat baja. Indonesia kaya akan serat alam sehingga dalam penelitian ini, serat sintesis akan dicoba digantikan dengan serat alam dari sisal. Penelitian ini berfokus pada karakteristik mekanis ECC atau bendable concrete dengan variasi jumlah kandungan serat sisal (Agave Sisalana L.) yaitu 1% dan 2% fraksi volume dan variasi panjang serat sisal yaitu 12 mm, 30 mm, dan kombinasi 12 mm dan 30 mm. Pertama dilakukan uji kuat tarik serat, yang menghasilkan kekuatan tarik serat sisal sebesar 335,35 MPa dan elongasi serat sisal 15,6 %. Kemudian, dilakukan uji beton segar (slump test dan slump loss). Dari pengujian ini didapatkan bahwa nilai slump dipengaruhi secara signifikan oleh jumlah fraksi volume serat yang digunakan akibat adanya friksi tambahan. Slump loss yang terjadi pada beton segar ECC serat sisal yaitu 30-75% dalam waktu 120 menit. Selanjutnya, uji beton keras dilakukan untuk mengetahui nilai kuat tekan, modulus dan Poisson’s ratio dan kuat lentur campuran ECC.
Dengan mengacu pada mix design ECC M45 oleh Lepech & Li (2008), diperoleh bahwa kuat tekan rata-rata ECC serat sisal umur 28 hari yaitu 2.87-29.7 MPa. Nilai kuat tekan yang sangat rendah pada sebagian besar spesimen diakibatkan oleh penyerapan air oleh serat yang tidak dipertimbangkan pada saat pencampuran awal. Nilai modulus untuk ECC serat sisal 1% yaitu 22.17-23.40 GPa, lebih tinggi secara signifikan dibanding nilai modulus untuk ECC serat sisal 2% yaitu 2.77-8.19 GPa. Poisson’s ratio ECC serat sisal 1% yaitu 0.27-0.31, lebih rendah dibanding Poisson’s ratio untuk ECC serat sisal 2% yaitu 0.32-0.40. Peningkatan kuat lentur ECC serat sisal terhadap ECC tanpa serat adalah sebesar 8% dari 3,7 MPa (Al-ameri,2022) hingga 3,983 MPa berdasarkan pengujian. Penyesuaian kebutuhan air serat dilakukan dengan mengukur penyerapan air pada serat dan menambahkannya pada campuran yang mengacu pada mix design berdasarkan Maalej (1994). Kuat tekan yang dihasilkan untuk umur 14 hari yaitu sebesar 33,8 MPa hingga 41,6 MPa.