2022 SK PP Ferina Triananda [19019008] - Abstract
PUBLIC Open In Flip Book Abdul Aziz Ariarasa 2022 SK PP Ferina Triananda [19019008] - Full Text.pdf
PUBLIC Open In Flip Book Wiwik Istiyarini
Sejak pandemi COVID-19, telemedicine semakin menjadi peran penting dalam pelayanan kesehatan. Di Indonesia, tujuan telemedicine sendiri pada awalnya adalah untuk mengembangkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil, yang tertuang dalam Pasal 15 Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 90 Tahun 2015. Sebagai teknologi yang memungkinkan pasien mendapatkan pelayanan kesehatan dari jarak jauh, telemedicine berpotensi menjadi solusi dalam mengatasi permasalahan pelayanan kesehatan di masa pandemi, khususnya dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di daerah terpencil. Namun, manfaat telemedicine baru bisa dirasakan ketika masyarakat mulai menerima dan menggunakannya secara proaktif. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan telemedicine. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan layanan telemedicine di masyarakat pedesaan. Teori Technology Acceptance Model (TAM) oleh Davis (1989) digunakan sebagai kerangka teoritis untuk penelitian ini, dengan perluasan beberapa variabel lainnya. Dalam penelitian ini, data dikumpulkan melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan survei berbasis kuesioner. Peserta yang diutamakan adalah masyarakat pedesaan di Leuwigoong, dengan rentang usia 17 tahun ke atas, pengguna internet harian, dianggap sadar akan kesehatan, dan masyarakat yang dianggap cukup mengikuti perkembangan teknologi. Data dianalisis menggunakan metode partial least square (PLS)- SEM. Hasil penelitian menemukan bahwa dalam penelitian ini manfaat yang dirasakan, kemudahan penggunaan yang dirasakan, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap. Selain itu, pengaruh sosial dan sikap berpengaruh signifikan terhadap niat perilaku menggunakan layanan telemedicine. Sementara, risiko yang dirasakan, kepercayaan, kecemasan teknologi, resistensi untuk menggunakan dan kondisi memfasilitasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat perilaku untuk menggunakan layanan telemedicine di masyarakat pedesaan. Temuan penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengembangan dan perancangan layanan telemedicine di masyarakat pedesaan.