digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pembelajaran Jarak Jauh merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mencegah penyebaran virus COVID-19. Penerapan pembelajaran jarak jauh telah dilaksanakan sejak 16 Maret 2020, dan hampir seluruh sekolah di semua tingkat Pendidikan di Indonesia telah mengadopsi kebijakan pembelajaran online. Sayangnya, sejak diterapkannya pembelajaran jarak jauh pada siswa, tampaknya tingkat kesehatan mental siswa semakin buruk, terutama pada stress, kecemasan, dan depresi. Keadaan ini dapat terjadi karena beberapa faktor yang terjadi ketika siswa mengikuti pembelajaran online di masa pandemi. Masalah kesehatan mental yang terjadi di kalangan pelajar masih sulit diatasi. Padahal, kesehatan mental yang sehat diyakini dapat meningkatkan prestasi akademik mahasiswa. Untuk mengidentifikasi predictor kesehatan mental mahasiswa, penelitian ini menggunakan beberapa kombinasi faktor pembelajaran online yang dikumpulkan melalui beberapa penelitian yaitu; beban kerja yang berlebihan, kemampuan internal, masalah teknis, lingkungan belajar, kurangnya interaksi sosial, masalah ekonomi dan ketidakpastian pekerjaan di masa depan, ketakutan terinfeksi virus covid-19, dan kualitas pembelajaran online sebagai indikatornya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif untuk mengkaji dan menentukan hasil dari data yang dikumpulkan melalui kuesioner online, kemudian data yang terkumpul dihitung menggunakan regresi dan SPSS. Studi ini mensurvei 300 partisipan yang merupakan mahasiswa perguruan tinggi negeri di DKI Jakarta dan Jawa Barat melalui kuesioner online. Berdasarkan analisis data, hasil penelitian menunjukkan bahwa beban tugas yang berlebihan, kemampuan internal, masalah teknis dan lingkungan belajar memiliki pengaruh yang signifikan antara pembelajaran online dan kesehatan mental siswa. Penelitian ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dan institusi dalam mengelola pembelajaran jarak jauh dan mengatasi masalah kesehatan mental yang terjadi.