digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

DEVIANA MATUDILIFA YUSUF.pdf?
PUBLIC Lili Sawaludin Mulyadi

Selain menjadi tempat terkonsentrasinya penduduk di Provinsi Bali, Sarbagita yang terdiri dari Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan telah ditetapkan menjadi pusat kegiatan ekonomi nasional berbasis pariwisata. Pertumbuhan penduduk dan perkembangan pariwisata di Sarbagita dapat mengakibatkan peningkatan timbulan sampah yang semakin cepat. Untuk dapat menunjang aktivitas penduduk dan pariwisata, penataan sistem pengelolaan sampah di Sarbagita perlu ditingkatkan melalui upaya pengelolaan sampah yang tepat dan berkelanjutan. Berbagai kebijakan telah diinisiasi, di antaranya: pembatasan timbulan sampah, pengelolaan sampah berbasis sumber, Kebijakan dan Strategi Daerah (Jakstrada) pengelolaan sampah, serta rencana pembangunan instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL). Meski memiliki peran tersendiri, masing-masing kebijakan pengelolaan sampah memiliki keterkaitan satu sama lain. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis interaksi berbagai kebijakan pengelolaan sampah di Sarbagita. Sistem pengelolaan sampah eksisting, kebijakan pembatasan timbulan sampah, kebijakan pengelolaan sampah berbasis sumber, dan Jakstrada Provinsi Bali dipelajari pengaruhnya terhadap karakteristik input PSEL Sarbagita. Penggambaran interaksi antarparameter dilakukan dengan pendekatan sistem dinamik menggunakan aplikasi STELLA. Simulasi dilakukan pada model dari tahun 2020-2045 dengan 4 alternatif skenario kebijakan. Skenario kebijakan yang dianalisis yaitu kondisi business as usual (skenario A), pengetatan kebijakan pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai (skenario B), pengetatan kebijakan pengelolaan sampah berbasis sumber (skenario C), serta pengetatan kebijakan pembatasan timbulan sampah plastik sekali pakai dan pengelolaan sampah berbasis sumber menuju pencapaian target pengurangan sampah Jakstrada (skenario D). Hasil simulasi menunjukkan bahwa seluruh skenario mampu memenuhi syarat Lower Heating Value (LHV) minimum (6 MJ/kg) dan input minimum (1.000 ton/hari) pengoperasian PSEL. Skenario D menjadi skenario yang direkomendasikan karena mendukung pencapaian target pengurangan sampah Jakstrada, membuka peluang rencana pembangunan PSEL di masa mendatang, memperpanjang masa operasi PSEL, dan mengurangi jumlah sampah yang masuk ke TPA Sarbagita.