digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Syahida Asma Amanina
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 1 Syahida Asma Amanina
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 2 Syahida Asma Amanina
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 3 Syahida Asma Amanina
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 4 Syahida Asma Amanina
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 5 Syahida Asma Amanina
PUBLIC Yoninur Almira

BAB 6 Syahida Asma Amanina
PUBLIC Yoninur Almira

PUSTAKA Syahida Asma Amanina
PUBLIC Yoninur Almira

Pengembangan infrastruktur transportasi menjadi salah satu fokus utama dalam pembangunan ekonomi di Indonesia dan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) merupakan salah satu implementasinya. Berdasarkan tujuan awal pengembangan, BIJB ditetapkan salah satunya sebagai hub yang melayani pergerakan barang. Seiring berjalannya waktu terjadi pandemi COVID-19 yang menjadi momen bagi bisnis kargo udara untuk memperlihatkan performa yang baik karena tangguh dan cepat pulih dari dampak COVID-19. Pada momen tersebut, pemerintah mendorong BIJB untuk menjadi hub logistik dengan pertimbangan potensi pasar yang luas dan kualitas layanan telah dimiliki. BIJB sebagai calon hub logistik didukung oleh hinterland layanan logistik yaitu kawasan industri dan pertanian. Sebagai calon hub logistik, fasilitas layanan logistik BIJB semestinya sudah tersedia dan sudah termanfaatkan, namun kondisi terkini belum mencerminkan demikian. Layanan bandara yang tidak termanfaatkan secara optimal menjadi persoalan penting untuk segera diatasi karena menimbulkan kerugian finansial yang tidak sedikit dari biaya operasionalisasi bandara yang besarnya dan biaya tambahan lainnya yang harus dikeluarkan oleh bandara dalam jumlah tetap. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis potensi pemanfaatan layanan logistik BIJB oleh kawasan industri sekitar bandara. Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara stakeholder dan observasi, serta data sekunder digunakan untuk menganalisis. Berdasarkan sasaran pertama, diperoleh karakteristik industri di sekitar bandara, diketahui bahwa terdapat dua kawasan industri yaitu Kertajati Aerocity yang diperuntukkan untuk industri penerbangan, pertahanan militer, kreatif, farmasi, elektronik, pergudangan, kemudian ada Kertajati Industrial Estate Majalengka (KIEM) yang diperuntukkan untuk industri jenis tekstil, teknologi, otomotif, kimia dan makanan. Pada sasaran kedua dianalisis kebutuhan dan tantangan industri di sekitar bandara terkait logistik, dari sisi supply berupa akses darat menuju bandara yaitu Tol Cisumdawu dan rel kereta api, infrastruktur pendukung logistik seperti cargo village, finansial, kepemilikan lahan. Adapun tantangan dan kebutuhan dari sisi demand layanan logistik terkait dengan perkembangan kawasan sekitar bandara, inisitif pengusaha logistik, regulasi pembagian fungsi bandara. Pada penelitian ini diketahui bahwa kawasan industri diketahui berpotensi menggunakan layanan logistik BIJB. KIEM dapat memanfaatkan layanan logistik melalui pemasaran produk dari industri yang menempati kawasan dan Kertajati Aerocity memanfaatkan layanan logistik melaluiii aktivitas yang ada di kawasan Aerospace Park dan Creative Technology Center. Kertajati Aerocity juga berpotensi mendukung supply layanan logistik melalui fasilitas pergudangan pada Logistic Hub. Seiring perkembangan kawasan industri di sekitar bandara, pemerintah optimis akan terfasilitasnya potensi pertanian di kawasan industri melalui beberapa skenario berupa dukungan langsung, dukungan tidak langsung, dan difasilitas pada kawasan lain. Pada penelitian juga diketahui bahwa BIJB berpotensi menjadi hub logistik. Pada akhir studi diberikan rekomendasi agar pemanfaatan layanan logistik BIJB lebih optimal dan perwujudan bandara sebagai hub logistik terlaksana.