digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Benedicta Kusuma Wardhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Benedicta Kusuma Wardhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Benedicta Kusuma Wardhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Benedicta Kusuma Wardhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Benedicta Kusuma Wardhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Benedicta Kusuma Wardhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Benedicta Kusuma Wardhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Benedicta Kusuma Wardhani
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Airport Collaborative Decision Making (A-CDM) merupakan konsep yang dikembangkan untuk sistem pengelolaan bandara. Di Bandara Soekarno-Hatta, operasionalisasi A-CDM diliputi berbagai kendala yang berkaitan dengan pemangku kepentingan (stakeholder) operasional bandara. Keberhasilan operasionalisasi A-CDM juga bergantung pada penyebaran informasi dari dan kepada seluruh stakeholder bandara, sehingga dipengaruhi oleh risiko berdampak positif maupun berdampak negatif yang diberikan stakeholder. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk memberi rancangan strategi pengelolaan stakeholder untuk mendukung keberhasilan operasionalisasi A-CDM di Bandara Soekarno-Hatta. Penelitian ini diawali dengan pendokumentasian tujuan strategis operasionalisasi A-CDM sebagai ukuran keberhasilan kinerja A-CDM. Kemudian, dilakukan identifikasi stakeholder serta peninjauan potensi ancaman dan dukungan yang diberikan stakeholder. Setelah itu, ditentukan stakeholder yang perlu dijadikan prioritas bagi perusahaan berdasarkan nilai stakeholder salience dan probabilitas pemberian ancaman. Lebih lanjut, dilakukan klasifikasi berdasarkan posisi stakeholder untuk menyusun strategi pengelolaan stakeholder yang sesuai. Implementasi pengelolaan stakeholder dapat menjadi awal upaya pengelolaan perubahan dengan A-CDM. Hasil penelitian menunjukkan terdapat setidaknya 16 kelompok stakeholder. Maskapai penerbangan, Air Navigation Service Provider (ANSP), regulator, serta manajemen dan pegawai PT Angkasa Pura II (Persero) diklasifikasikan sebagai stakeholder prioritas. Diusulkan sejumlah 20 strategi pengelolaan stakeholder, di antaranya mengumpulkan masukan stakeholder, melibatkan stakeholder sebagai steering committee dalam proyek kolaborasi, hingga memberikan laporan pertanggungjawaban penggunaan aset secara berkala.