Penelitian untuk mencari antivirus SARS-CoV-2 yang mentarget protein esensial seperti Mpro
masih terus dilakukan dalam upaya mengatasi pandemi COVID-19. Di sisi lain, Indonesia
memiliki diversitas tumbuhan obat yang tinggi, salah satunya terdapat tumbuhan Garuga spp.
Tumbuhan ini diketahui mengandung senyawa bahan alam dengan aktivitas antivirus, tetapi
untuk kasus COVID-19 masih perlu pengujian. Studi yang dilakukan bertujuan untuk menguji
aktivitas senyawa kandidat inhibitor Mpro asal Garuga spp. dengan metode dimerization-based
screening system (DBSS) di Escherichia coli BL21 (DE3) dan molecular docking. Konstruk
terdiri atas domain pengikatan DNA protein AraC yang difusikan dengan Mpro sebagai
regulator ekspresi gen pelapor emGFP. Gen target pada transforman berhasil dikonfirmasi
dengan PCR dan terdapat insert lengkap berukuran ~2.610 pb. Pengurutan basa menunjukkan
kesamaan dan identitas 100% antara konstruk yang digunakan dan yang dirancang sebelumnya.
Ekspresi protein fusi berukuran ~47,5 kDa berhasil dikonfirmasi melalui SDS-PAGE.
Aktivitas sistem DBSS dan penapisan empat senyawa menunjukkan garuganin I dan garuganin
II berpotensi sebagai inhibitor dimerisasi Mpro karena pendarannya berbeda (p < 0,05) pada
rentang konsentrasi 2 – 8 ppm apabila dibandingkan dengan kultur tanpa perlakuan senyawa.
Analisis molecular docking juga menunjukkan interaksi dengan residu asam amino dimerisasi
dan afinitas pengikatan yang potensial pada kedua senyawa tersebut. Dari penelitian ini
disimpulkan garuganin I dan garuganin II menunjukkan potensi penghambatan dimerisasi Mpro
serta diharapkan mendorong perkembangan penelitian pencarian obat dengan menggunakan
senyawa bahan alam asal Indonesia ke depannya.