digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pengukuran pasut laut dilakukan untuk mendukung kebutuhan ilmiah dan praktis. Pasut laut dominan disebabkan oleh adanya gradien medan gravitasi bulan dan matahari terhadap massa air di bumi, sehingga terjadi pergerakan vertikal secara periodik di permukaan laut. Meskipun sangat dinamis, pasut laut merupakan salah satu parameter acuan vertikal di permukaan bumi selain geoid. Agar kondisi permukaan laut yang dinamis tersebut dapat dijadikan acuan, maka diperlukan perhitungan matematis untuk menghasilkan nilai yang tetap. Nilai tetap ini yang selanjutnya dikatakan sebagai datum pasut. Nilai datum pasut dapat diperoleh dari perhitungan ataupun peramalan menggunakan data pengamatan pasut dengan periode tertentu. Nilai datum pasut berbeda setiap lokasi pengamatan. Kondisi ini dipengaruhi oleh posisi lokasi berada pada lintang tertentu dan karakteristik perairan tertentu di permukaan bumi. Lama pengamatan juga mempengaruhi nilai datum pasut yang dihasilkan. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis pengaruh lama waktu pengamatan pasut pada setiap lokasi tertentu di perairan Indonesia. Penelitian ini menggunakan data dari 31 lokasi stasiun pasut milik Badan Informasi Geospasial yang tersebar dan mewakili tipe perairan di Indonesia. Datum pasut yang dianalisis adalah datum pasut berdasarkan Mean High Water Spring (MHWS), Mean Sea Level (MSL), dan Mean Low Water Spring (MLWS). Data observasi yang ada pada masing-masing stasiun pasut dikelompokan berdasarkan panjang data pengamatan yang berbeda yaitu menghitung datum pasut setiap 15 hari, satu bulan, enam bulan, dan satu tahun. Hasilnya adalah umumnya datum pasut hasil perhitungan data satu tahun memiliki fluktuasi nilai yang lebih rendah. Fluktuasi nilai terendah pada setiap datum pasut dengan panjang pengamatan pasut selama satu tahun berada pada rentang 0 - 0,007 meter. Dengan pengamatan data enam bulan fluktuasi nilai terendah berada pada rentang 0,034 - 0,040 meter. Sedangkan dengan pengamatan data satu bulan fluktuasi nilai terendah dari datum pasut berada pada rentang 0,042 - 0,064 meter dan dengan data 15 hari fluktuasi nilai terendah berada pada rentang 0,054 – 0,068 meter. Perbedaan karakteristik perairan tidak mempengaruhi pola variasi nilai datum pasut yakni minimal data pengamatan 15 hari dapat menghitung datum pasut yang nilainya mendekati hasil perhitungan dengan data satu bulan. Sedangkan minimal data pengamatan enam bulan, dapat menghitung datum pasut yang nilainya mendekati hasil perhitungan dengan data satu tahun. Akan tetapi perbedaan karakteristik perairan mempengaruhi tingkat presisi nilai datum pasut. Jika dikelompokan berdasarkan jenis perairan samudera, laut dan selat, dan dibandingkan dengan variasi nilai dari hasil perhitungan dengan data satu tahun, maka stasiun pasut yang berada di perairan samudera menghasilkan RMSE nilai datum pasut yang kecil. Di sisi lain, perbedaan karakteristik perairan dapat mempengaruhi tipe pasang surut di lokasi stasiun pasut.