Pengukuran pasut laut dilakukan untuk mendukung kebutuhan ilmiah dan praktis.
Pasut laut dominan disebabkan oleh adanya gradien medan gravitasi bulan dan
matahari terhadap massa air di bumi, sehingga terjadi pergerakan vertikal secara
periodik di permukaan laut. Meskipun sangat dinamis, pasut laut merupakan salah
satu parameter acuan vertikal di permukaan bumi selain geoid. Agar kondisi
permukaan laut yang dinamis tersebut dapat dijadikan acuan, maka diperlukan
perhitungan matematis untuk menghasilkan nilai yang tetap. Nilai tetap ini yang
selanjutnya dikatakan sebagai datum pasut.
Nilai datum pasut dapat diperoleh dari perhitungan ataupun peramalan
menggunakan data pengamatan pasut dengan periode tertentu. Nilai datum pasut
berbeda setiap lokasi pengamatan. Kondisi ini dipengaruhi oleh posisi lokasi berada
pada lintang tertentu dan karakteristik perairan tertentu di permukaan bumi. Lama
pengamatan juga mempengaruhi nilai datum pasut yang dihasilkan. Sehingga
tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis pengaruh lama waktu
pengamatan pasut pada setiap lokasi tertentu di perairan Indonesia. Penelitian ini
menggunakan data dari 31 lokasi stasiun pasut milik Badan Informasi Geospasial
yang tersebar dan mewakili tipe perairan di Indonesia. Datum pasut yang dianalisis
adalah datum pasut berdasarkan Mean High Water Spring (MHWS), Mean Sea
Level (MSL), dan Mean Low Water Spring (MLWS).
Data observasi yang ada pada masing-masing stasiun pasut dikelompokan
berdasarkan panjang data pengamatan yang berbeda yaitu menghitung datum pasut
setiap 15 hari, satu bulan, enam bulan, dan satu tahun. Hasilnya adalah umumnya
datum pasut hasil perhitungan data satu tahun memiliki fluktuasi nilai yang lebih
rendah. Fluktuasi nilai terendah pada setiap datum pasut dengan panjang
pengamatan pasut selama satu tahun berada pada rentang 0 - 0,007 meter. Dengan
pengamatan data enam bulan fluktuasi nilai terendah berada pada rentang 0,034 -
0,040 meter. Sedangkan dengan pengamatan data satu bulan fluktuasi nilai terendah
dari datum pasut berada pada rentang 0,042 - 0,064 meter dan dengan data 15 hari
fluktuasi nilai terendah berada pada rentang 0,054 – 0,068 meter.
Perbedaan karakteristik perairan tidak mempengaruhi pola variasi nilai datum pasut
yakni minimal data pengamatan 15 hari dapat menghitung datum pasut yang nilainya mendekati hasil perhitungan dengan data satu bulan. Sedangkan minimal
data pengamatan enam bulan, dapat menghitung datum pasut yang nilainya
mendekati hasil perhitungan dengan data satu tahun. Akan tetapi perbedaan
karakteristik perairan mempengaruhi tingkat presisi nilai datum pasut. Jika
dikelompokan berdasarkan jenis perairan samudera, laut dan selat, dan
dibandingkan dengan variasi nilai dari hasil perhitungan dengan data satu tahun,
maka stasiun pasut yang berada di perairan samudera menghasilkan RMSE nilai
datum pasut yang kecil. Di sisi lain, perbedaan karakteristik perairan dapat
mempengaruhi tipe pasang surut di lokasi stasiun pasut.