digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kunyit (Curcuma longa L.) dan temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb.) merupakan tanaman tradisional dengan kandungan utamanya adalah kurkuminoid yang berkhasiat hepatoprotektor. Penyerapan kurkuminoid yang buruk dapat ditingkatkan dengan piperin. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek hepatoprotektor kombinasi rimpang kunyit dan temulawak dengan buah lada hitam dalam bentuk kapsul yang masing-masing terdiri dari kunyit/lada hitam (760mg/40mg) dan temulawak/lada hitam (1520mg/40mg). Efek hepatoprotektor diuji pada tikus Wistar jantan yang diinduksi kerusakan hati dengan obat TB (isoniazid dan rifampisin). Dua dosis kombinasi yang diuji yaitu yang ekivalen dengan 2 (KLH1, TLH1) dan 3 kapsul (KLH2, TLH2) masing-masing kombinasi simplisia uji tersebut. Hasil menunjukkan, kunyit dan kombinasinya (KLH1 dan KLH2) mencegah kerusakan hati secara bermakna (p<0,01) lebih cepat yaitu mulai hari ke-14 dibandingkan temulawak dan kombinasinya (TLH1 dan TLH2) yang mulai mencegah kerusakan hati pada pemberian hari ke-21 yang terlihat dari aktivitas GPT. Pada uji kuratif, KLH2 mengobati kerusakan hati lebih cepat dibandingkan kunyit dan KLH1 serta temulawak dan kombinasinya. Akan tetapi dilihat dari kadar albumin, kunyit maupun kombinasinya dan temulawak maupun kombinasinya dapat memperbaiki kerusakan hati mulai hari ke-7 pemberian. Secara umum kombinasi lebih berpotensi mencegah dan mengobati kerusakan hati dibandingkan tanpa kombinasi.