digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

18018014 Egan Yael Fonaha Hulu.pdf
PUBLIC Dessy Rondang Monaomi

Penggunaan bahan bakar fosil di Indonesia masih banyak digunakan untuk pembangkit konvensional. Namun, penggunaan bahan bakar fosil ini dapat merusak lingkungan dan Indonesia sudah berjanji untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil untuk pembangkit listriknya. Oleh karena itu, pembangkit-pembangkit dengan energi baru sudah mulai dikembangkan di Indonesia dan salah satu potensi energi terbarukan di Indonesia berasal dari matahari. Pemanfaatan matahari sebagai energi baru adalah penggunaan Concentrated Solar Power (CSP) dan PV (Photovoltaic). Pada penelitian ini, akan dilakukan suatu perbandingan dan pemodelan dari Pembangkit CSP, PV+Baterai dan Hybrid CSP/PV dengan data rata-rata cuaca harian di Timor. Pada penelitian ini, CSP dengan TES (Thermal Energy Storage) 12 jam dapat mensuplai 100% energi ke beban dengan luas CSP sebesar 1084512 m2 (total luas tanah 381.3 ha) dengan nilai LCOE Rp1652/kWh. Kemudian untuk PV+Battery dengan kapasitas baterai 12 jam dapat memenuhi kurva beban dengan luas bukaan PV sebesar 1058963 m2 (total luas tanah 185,3 ha) dengan nilai LCOE yang cukup mahal yaitu Rp1900/kWh. Kemudian Hybrid CSP/PV dapat memenuhi kurva beban dengan luas PV 302561 m2 dan luas CSP 755040 m2 (total luas lahan 319 ha) dan kapasitas TES 12 jam dengan nilai LCOE Rp1417/kWh. CSP/PV memiliki LCOE termurah dibandingkan PV+Baterai dan CSP mandiri. Selain itu, total luas lahan yang digunakan oleh CSP/PV bisa lebih kecil dari CSP.