PT. Pertamina RU VI Balongan merupakan kilang keenam dari tujuh kilang yang dimiliki oleh PT Pertamina (Persero) dengan kegiatan bisnis utamanya adalah mengolah minyak mentah (crude oil) dan Naphtha menjadi produk Bahan Bakar Minyak (BBM), Bahan Bakar Khusus (BBK), Non Bahan Bakar Minyak (NBBM) dan produk produk lainnya. Adanya Pandemic Covid 19 telah mempengaruhi perekonomian di seluruh dunia tidak terkecuali di Indonesia. Seluruh sektor industri telah mengalami dampak yang signifikan dengan adanya wabah covid 19, termasuk PT Pertamina dan khususnya Pertamina Refinery Unit VI Balongan.
Penurunan demand konsumsi BBM & BBK Nasional secara signifikan telah menimbulkan efek domino terhadap operasional kilang-kilang di Pertamina. Dengan kasus yang telah terjadi adalah slowdown capacity dan stop beberapa Refinery Unit. Pertamina dituntut untuk dapat survive di tengah kondisi saat ini dengan tetap mempertahankan operasional unit serta menghasilkan revenue/margin melalui optimasi, efisiensi dan diversifikasi produk. Sebagai upaya untuk menjaga keberlangsungan bisnis perusahaan, RU VI Balongan berupaya melakukan inovasi untuk menghasilkan produk baru yang dapat di jual ke pasar dalam negri maupun luar negri
Thesis ini mempelajari bagaimana menentukan proses pemilihan atau pengambilan keputusan untuk menentukan inovasi produk terbaik yang dapat ditawarkan kepada konsumen khususnya dimasa pandemic covid 19 dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan hasil AHP dengan bantuan software super decision dapat diketahui bahwa aspek kualitas merupakan kriteria utama untuk prioritas penentuan inovasi produk baru (38,7%) diikuti oleh harga jual produk (34,8%), volume (14,6%), distribusi produk (7,5%), dan biaya modifikasi (4,2%). Selanjutnya untuk pemeringkatan alternatif dibobot berdasarkan kriteria, diperoleh produk Pertadex low Sulphur sebagai prioritas tertinggi (53,1%), diikuti oleh produk Solar low sulphur (24,6%), produk LCO Mix (13,6%), dan produk Go Foam (8,7%).