ABSTRAK Cecilia Nonifili Yuanita
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 1 Cecilia Nonifili Yuanita
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 2 Cecilia Nonifili Yuanita
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 3 Cecilia Nonifili Yuanita
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 4 Cecilia Nonifili Yuanita
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
BAB 5 Cecilia Nonifili Yuanita
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
PUSTAKA Cecilia Nonifili Yuanita
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
LAMPIRAN
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» ITB
Banjir merupakan bencana hidrometeorologi yang kerap terjadi di Indonesia.
Kepadatan penduduk tinggi mendorong peningkatan daerah terbangun, sehingga
badan air, daerah resapan, dan kapasitas drainase berkurang dan intensitas banjir
semakin tinggi. Salah satu kota yang rawan banjir adalah Kota Bekasi. Dengan
padatnya Kota Bekasi, resapan air semakin menurun dan luasan permukiman
meningkat signifikan. Sistem drainase konvensional dan daerahnya yang cenderung
datar juga menyebabkan rawannya banjir tiap tahunnya. Blue-Green Infrastructure
(BGI) adalah mitigasi banjir berbasis alam yang dapat diterapkan pada lingkungan
yang padat dengan mengintegrasikan ruang biru (badan air) dan ruang hijau
(vegetasi) ke dalam ruang kota. BGI juga dapat menyimpan air untuk dimanfaatkan
kembali. Namun, penerapannya masih minim di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi potensi pengembangan BGI sebagai solusi
banjir di Kota Bekasi. Analisis kuantitatif dan kualitatif dikombinasikan untuk melihat
karakteristik banjir, keterkaitan ruang hijau-biru dengan ruang abu dan populasi,
serta potensi BGI yang tepat untuk tiap daerahnya. Bahaya dan kerentanan yang
tinggi, ketersediaan ruang hijau-biru yang terbatas, dan orientasi pada mitigasi
struktural menunjukkan diperlukannya BGI di Kota Bekasi. Namun, masih ditemui
berbagai tantangan dalam menerapkannya. Di lain sisi, terdapat beberapa faktor
pendorongnya. Potensi BGI tiap daerah tetap harus memperhatikan solusi banjir
eksisting beserta pemeliharaannya agar pengendalian banjir dapat dengan baik
dilakukan.