digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki garis pantai yang membentang sepanjang 99,093 kilometer. Ekosistem mangrove yang tersebar di wilayah pesisir Indonesia memiliki peran penting dalam memberikan banyak manfaat bagi manusia. Taman Wisata Alam Angke Kapuk (TWAAK) yang berlokasi di Jakarta Utara merupakan kawasan konservasi yang dikelola untuk pelestarian ekosistem mangrove. Pembangunan dua pulau reklamasi di dekat TWAAK pada tahun 2012 telah memberikan dampak perubahan kondisi ekosistem mangrove terutama dalam hal kecepatan arus air laut dan laju sedimentasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis vegetasi serta keterkaitan antara kerapatan mangrove dengan laju sedimentasi di kawasan TWAAK. Metode yang digunakan adalah analisis vegetasi dengan menerapkan teknik purposive sampling dan pendekatan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) dalam menentukan tingkat kerapatan mangrove yang dibagi dalam tiga kategori, yaitu rapat, sedang, dan jarang serta laju sedimentasi yang akan diukur menggunakan alat sediment trap. Secara keseluruhan dibuat 30 plot pengambilan data vegetasi dan laju sedimentasi. Avicennia marina dan Rhizophora mucronata merupakan spesies yang mendominasi kawasan karena memiliki nilai Indeks Nilai Penting (INP) yang tinggi dibandingkan spesies lainnya. Tingkat keanekaragaman spesies mangrove di tiga kelas kerapatan tergolong rendah dengan nilai indeks keanekaragaman spesies kurang dari 1. Korelasi antara laju sedimentasi dan kerapatan mangrove bersifat positif dan rendah (r = 0,38). Model regresi pendugaan laju sedimentasi dengan menggunakan variabel kerapatan vegetasi bersifat signifikan tetapi memiliki koefisien determinasi yang rendah (R2 = 0,15).