PLTBg Pasir Mandoge adalah proyek pembangkit listrik tenaga biogas dari palm oil mill
effluent (POME) yang merupakan limbah dari pengolahan kelapa sawit milik PTPN IV.
PLTBg Pasir Mandoge memiliki kapasitas 2-megawatt (MW) berlokasi di Kabupaten
Asahan, Sumatera Utara, yang telah memulai commercial operating date (COD) pada
Agustus 2021. Pembangkit ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT XYZ sebagai independent
power producers (IPP) melalui skema build-operate-transfer (BOT) dengan nilai investasi
sebesar IDR 45 miliar. Skema BOT membuat PT XYZ hanya memiliki waktu selama 10
tahun untuk mencapai titik impas dan memperoleh keuntungan sebelum seluruh aset serta
hak kepemilikan diserahterimakan kepada PTPN IV.
Penelitian bertujuan untuk membantu PT XYZ menilai kelayakan finansial dari PLTBg
Pasir Mandoge pada skema BOT, mengetahui faktor yang paling sensitif dalam
mempengaruhi kelayakan finansial dari proyek, dan rekomendasi upaya yang bisa
dilakukan untuk meningkatkan kelayakan dari proyek tersebut. Penelitian ini dilakukan
dengan membuat financial model dari proyek untuk 10 tahun dan menggunakan empat
pendekatan capital budgeting berbeda: net present value (NPV), internal rate of return
(IRR), payback period (PBP), dan profitability index (PI) berdasarkan proyeksi free cash
flow to the firm (FCFF) untuk mengukur kelayakan finansial dari proyek. Analisis
sensitivitas dilakukan dengan melihat perubahan NPV akibat perubahan nilai dari variabel
independen dengan asumsi ceteris paribus. Analisis rekomendasi dilakukan melalui
simulasi untuk mencari kombinasi dari variabel independen yang menghasilkan NPV
positif.
Hasil penelitian menyimpulkan bahwa dengan revenue model, struktur pengeluaran, dan
struktur pemodalan saat ini, proyek PLTBg Pasir Mandoge selama masa periode kontrak
PT XYZ tidak layak secara finansial karena tidak memenuhi syarat untuk dikatakan layak
pada indikator NPV, IRR, PBP, dan PI. Terdapat lima faktor yang paling sensitif terhadap
kelayakan dari proyek ini: power plant capacity factor (CF), electricity tariffs, total
operating days, selling & general (SG&A) expenses, dan long-term debt interest rate.
Berdasarkan beberapa simulasi, agar proyek bisa layak secara finansial PT XYZ harus
meningkatkan power plant capacity factor (CF) dan total operating days, menurunkan
selling & general (SG&A) expenses, dan restrukturisasi long-term debt secara bersamaan.