Vaksinasi merupakan salah satu metode yang efektif untuk mengakhiri pandemi, termasuk
Coronavirus disease-2019 (Covid-19) yang telah menyebabkan krisis multidimensi di seluruh
dunia dalam beberapa tahun terakhir. Evolusi virus Severe Acute Respiratory Syndrome-
Coronavirus-2 (SARS-CoV-2) yang ditandai dengan kemunculan berbagai varian baru berpotensi
menyebabkan penurunan efektivitas vaksin yang telah dikembangkan saat ini. Di sisi lain,
diketahui bahwa vaksin subunit berbasis peptida multiepitop yang dikembangkan dengan
pendekatan reverse vaccinology berpotensi menginduksi respon imun humoral dan seluler
sekaligus, serta mengatasi kegagalan vaksin akibat mutasi genetik virus. Pada penelitian
sebelumnya, telah dirancang dan dikarakterisasi kandidat vaksin Covid-19 multiepitop berupa
protein fusi Spike dan NSP3 SARS-CoV-2 secara in silico. Namun, protein fusi kandidat vaksin
tersebut belum diekspresikan dan diuji antigenisitasnya secara in vitro. Oleh karena itu, pada
penelitian ini dilakukan ekspresi protein fusi kandidat vaksin yang didesain serta pengujian
antigenisitas kandidat vaksin tersebut dengan menggunakan serum pasien positif Covid-19. Pada
penelitian ini, gen pengode protein fusi kandidat vaksin dikloning ke dalam plasmid pET-23a(+)
dan ditransformasikan ke dalam sel E. coli BL21 (DE3). Ekspresi protein fusi kandidat vaksin
pada E. coli BL21 (DE3) dilakukan pada suhu 16°C dengan variasi durasi inkubasi (6, 8, dan 24
jam) dengan variasi konsentrasi IPTG (0; 0,05; 0,1; 0,25; dan 0,5 mM). Purifikasi protein
dilakukan menggunakan kolom Ni-NTA. Selanjutnya, pita terduga protein fusi kandidat vaksin
pada gel SDS-PAGE dianalisis dengan ImageJ dan dikonfirmasi melalui Western blotting.
Antigenisitas protein fusi kandidat vaksin diuji dengan indirect ELISA terhadap antibodi dari
serum pasien terkonfirmasi positif Covid-19 (n=3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa gen
pengode protein fusi kandidat vaksin telah terkonfirmasi melalui PCR dan sekuensing DNA.
Inkubasi pada suhu 16°C selama 24 jam dengan penambahan IPTG 0,05 mM menghasilkan
konsentrasi protein fusi kandidat vaksin yang paling tinggi secara signifikan (p<0,05), walaupun
tidak mampu meningkatkan solubilitas protein fusi. Protein fusi kandidat vaksin berhasil diperoleh
melalui purifikasi dan terkonfirmasi melalui Western blotting. Hasil ELISA menunjukkan bahwa
protein fusi kandidat vaksin juga berhasil berinteraksi dengan antibodi serum pasien positif Covid-
19 (n=3). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa protein fusi kandidat vaksin Covid-19
multiepitop yang didesain dapat diekspresikan dan bersifat antigenik. Penelitian lebih lanjut
diperlukan untuk menguji imunogenisitas kandidat vaksin tersebut.