Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit tidak menular penyebab kematian di dunia dan
merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan kondisi hiperglikemia atau tingginya kadar glukosa
darah karena terganggunya kerja insulin. Sejak dahulu obat herbal dari berbagai jenis tanaman sudah
digunakan sebagai pencegahan, diagnosis, maupun pengobatan penyakit. Dua tanaman yang cukup
banyak tersebar di Indonesia adalah jambu mawar (Syzygium jambos) dan pucuk merah (Syzygium
myrtifolium). Jambu mawar memiliki manfaat dalam mengatasi konstipasi, dan memiliki aktivitas
antidiabetes. Pucuk merah memiliki manfaat dalam mengatasi nyeri perut dan juga memiliki aktivitas
antidiabetes. Penelitian mengenai aktivitas antidiabetes berupa pencegahan peningkatan kadar gula
darah untuk kedua tanaman masih jarang dilakukan, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menentukan
aktivitas antidiabetes berupa pencegahan peningkatan kadar glukosa darah menggunakan metode uji
toleransi glukosa secara in vivo. Uji toleransi glukosa dilakukan dengan mempuasakan semua mencit
kemudian diukur kadar glukosa darah awal. Kemudian semua kelompok diberikan sediaan uji dan
dilanjutkan dengan pemberian maltosa. Kadar glukosa darah diukur setiap 30 menit setelah pemberian
maltosa hingga menit ke-180. Pada penelitian ini didapatkan pada S. jambos dan S. myrtifolium terdeteksi
senyawa golongan flavonoid, tanin, dan steroid/triterpenoid. Sedangkan saponin hanya terdeteksi pada
S. jambos. Didapatkan pula kadar flavonoid total untuk S. myrtifolium lebih rendah daripada S. jambos.
Pada KLT terlihat kedua ekstrak memiliki senyawa golongan flavonoid. Pada pengujian in vivo didapatkan
kedua ekstrak tanaman dalam tiga dosis pemberian memiliki aktivitas antidiabetes berupa pencegahan
peningkatan kadar glukosa darah.