digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Frisca Choirun Nissa
Terbatas Perpustakaan Prodi Arsitektur
» ITB

Perkembangan Kota Bandung yang cepat mengakibatkan kota menjadi mesin pertumbuhan. Hal ini mengakibatkan investor-investor besar yang identik dengan usaha retail semakin banyak. Oleh karena itu, terjadi perebutan ruang kota antara pasar modern dan tradisional. Munculnya pasar-pasar modern (mall, lifestyle center, dan supermarket) ini mengakibatkan pasar tradisional tersingkirkan baik secara lokasi maupun minat pembeli. Salah satu dampak dari tersingkirkannya pasar tradisional adalah pengelolaan pasar yang tidak baik. Upaya yang telah dilakukan seperti relokasi dan revitalisasi malah merugikan pedagang. Masalah-masalah lain yang bermunculan dari pasar tradisional adalah PKL yang menjamur di sekitar pasar, sampah berserakan, penggunaan lahan yang kurang efisien, dan tindakan kriminal. Sumber dari permasalahan ini juga dapat disebabkan oleh internal pasar tradisional itu sendiri. Manajemen pasar yang tidak baik juga memberikan dampak buruk terhadap kondisi fisik pasar. Namun, meskipun menimbulkan banyak masalah, keberadaan pasar tradisional penting untuk dipertahankan karena pasar tradisional dapat menjadi tempat dimana ekonomi, sosial, dan budaya lokal dapat berkembang terutama bagi masyarakat menengah kebawah. Permasalahan tersebut kemudian terintegrasi menjadi satu respon arsitektural yaitu pembangunan kembali pasar tradisional dengan tujuan meningkatkan citra pasar tradisional kota dan pengoptimalan penggunaan lahan.