digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Telefarmasi merupakan pelayanan apoteker melalui penggunaan telekomunikasi untuk pasien jarak jauh dengan layanan farmasi klinik yang dapat dilakukan seperti konseling, pemberian informasi obat, dan monitoring penggunaan obat yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Pasien dengan penyakit kronis seperti hipertensi masuk termasuk kriteria pasien yang harus diberikan konseling karena pasien harus mengerti tujuan pengobatan yang sedang dijalankan agar lebih patuh terhadap pengobatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan layanan telefarmasi sehingga dapat ditentukan efektivitasnya terhadap kepatuhan pasien hipertensi. Metode penelitian yaitu metode eksperimental dengan desain studi Quasi Experimental, Nonequivalent Control Group Pretest Post Test Design terhadap 52 pasien hipertensi dari Klinik PLN UP3 Bandung dan salah satu Klinik Swasta di Kab. Bandung selama bulan Desember 2021-Februari 2022. Pasien dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok non-intervensi. Data diperoleh melalui wawancara langsung dan pengisian kuesioner. Kuesioner yang digunakan yaitu MARS-5 dan kuesioner gaya hidup pasien hipertensi yang telah tervalidasi. Analisis statistik chi-square digunakan untuk menentukan perbedaan antara kelompok intervensi dan non intervensi terhadap kepatuhan. Selanjutnya, ¸ðã?? ÿ ? ? ?ð?ð??± ?? ??????Correlation untuk menentukan korelasi antara pemberian intervensi terhadap kepatuhan. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 30% peningkatan terhadap pasien yang patuh terhadap pengobatan dan terdapat korelasi yang cukup antara pemberian intervensi dengan kepatuhan pasien (p<0,05, r= 0,372). Maka, telefarmasi cukup efektif meningkatkan kepatuhan pasien hipertensi.