Pada tugas akhir ini, beberapa pendekatan numerik akan diuji untuk memecahkan
persamaan Boussinesq 1-Dimensi dengan suku Boussinesq orde ketiga. Metode
numerik yang diusulkan untuk dibahas mencakup skema beda hingga dua-empat
oleh Mohapatra dan Chaudhry, skema beda hingga dua-empat yang dimodifikasi,
dan skema volume hingga pada grid setengahan. Hasil perhitungan dari skema
numerik akan divalidasi dengan melakukan perbandingan terhadap solusi analitik
dari Shallow Water Equation (SWE) dan akan dilakukan perbandingan waktu
komputasi untuk setiap skema numerik. Kemudian, ketiga skema numerik akan
digunakan untuk mensimulasikan arus dam-break dengan distribusi tekanan nonhidrostatik
yang dilakukan dengan mempertimbangkan dua kasus, yaitu kasus
wet-wet dam-break dan kasus wet-dry dam-break. Selanjutnya, hasil perhitungan
dari setiap skema numerik akan dibandingkan dan digunakan untuk menilai
kontribusi dari masing-masing suku Boussinesq. Melalui solusi dari skema
numerik diperoleh bahwa pada kasus wet-wet dam-break suku Boussinesq pertama
membentuk gelombang dengan amplitudo yang lebih besar dibandingkan suku
Boussinesq lainnya. Sedangkan, pada kasus wet-dry dam-break diperoleh bahwa
solusi tanpa suku Boussinesq pertama dari skema volume hingga pada grid setengahan
menghasilkan daerah rarefaction yang terjadi lebih dahulu dibandingkan
skema numerik lainnya. Kedua simulasi dam-break menunjukkan bahwa suku
Boussinesq pertama secara signifikan mempengaruhi hasil perhitungan persamaan
Boussinesq. Simulasi undular bore juga dilakukan untuk menunjukkan kemampuan
skema numerik dalam memperhitungkan efek dispersif, dengan membandingkan
hasil perhitungan ketiga skema numerik terhadap skema MUSCL4 oleh Soares-
Fraz˜ao dan Guinot. Terakhir, skema numerik akan digunakan untuk mensimulasikan
tidal bore di Sungai Kampar. Temuan tersebut akan berguna bagi pihak
yang menggunakan persamaan Boussinesq untuk mempelajari fenomena fluida atau
gelombang.