digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ahmad Fauzan
PUBLIC Open In Flip Book Alice Diniarti

2022 TA PP Ahmad Fauzan 1-Bab 1.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2022 TA PP Ahmad Fauzan 1-Bab 2.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2022 TA PP Ahmad Fauzan 1-Bab 3.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2022 TA PP Ahmad Fauzan 1-Bab 4.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2022 TA PP Ahmad Fauzan 1-Pustaka.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

2022 TA PP Ahmad Fauzan 1-Cover.pdf
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

Pemahaman yang mendalam akan distribusi dan variasi dari uap air sangat diperlukan untuk melakukan mitigasi terhadap bencana hidrometeorologi yang merupakan bencana dengan kejadian terbanyak di Indonesia. Namun Water Vapor Radiometer (WVR) dan radiosonde yang merupakan teknologi konvensional yang saat ini digunakan untuk mengamati uap air di Indonesia memiliki kelemahan dalam segi resolusi spasial dan temporal serta biaya operasionalnya. Pada perkembangannya, GPS juga dapat digunakan untuk mengamati uap air. GPS memiliki resolusi spasial dan temporal yang tinggi serta biaya operasionalnya yang rendah dalam mengamati uap air, namun pengaplikasiannya untuk meteorologi di Indonesia masih sangat terbatas. Pada penelitian ini dilakukan pemanfaatan data Precipitable Water Vapour (PWV) yang diturunkan dari GPS dari 237 Ina-CORS untuk mengetahui variasi temporalnya di Indonesia. Pengolahan data dilakukan dengan analisis harmonik menggunakan perangkat lunak MATLAB. Hasil menunjukkan bahwa siklus PWV di Indonesia secara umum terbagi menjadi dua bagian. Di bagian utara Indonesia didominasi kuat oleh siklus PWV semi-tahunan yang terjadi pada bulan Oktober dan bulan April yang besarnya 52-60 mm. Adapun di bagian selatan Indonesia yaitu pulau Jawa, Papua, selatan pulau Sumatera dan Sulawesi didominasi kuat oleh siklus tahunan yang terjadi pada bulan Februari yang besarnya 56-60 mm. Variasi tahunan PWV di Indonesia mencapai 5-15 mm serta variasi semi-tahunannya mencapai 1.5-5 mm.