digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Penelitian ini menyelidiki mengapa usaha kecil menengah (UKM) berorientasi ekspor di Bandung, Jawa Barat, Indonesia, tidak menggunakan kebijakan insentif fiskal yang diberikan oleh pemerintah Indonesia. Kebijakan itu sendiri memungkinkan UKM berorientasi ekspor untuk membebaskan bea masuk dan pajak impor untuk bahan baku dan mesin yang diimpor untuk digunakan dalam produksi mereka. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara semi terstruktur dengan petugas bea cukai dan pemilik/pengelola UKM pengekspor di Bandung, baik yang telah menggunakan kebijakan insentif fiskal maupun yang belum. Studi ini menggunakan metodologi system dynamics untuk menciptakan gambaran yang holistik dan mengatasi masalah adopsi kebijakan fiskal untuk memenuhi tujuan penelitian. Penelitian ini akan fokus pada ekspor UKM dengan karakteristik industri di Bandung yang mendapatkan penghargaan sebagai salah satu kota kreatif dunia oleh United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kurangnya sosialisasi kebijakan dan buruknya reputasi pemerintah menjadi penghambat adopsi kebijakan. Rendahnya tingkat adopsi kebijakan juga dipengaruhi oleh kemudahan penggunaannya, yang terkait dengan prosedur impor dan ekspor langsung. Sulitnya UKM dalam mendapatkan izin, yang tercermin dalam peringkat kemudahan berusaha di Indonesia, adalah alasan lain mengapa kebijakan tersebut kehilangan dukungan. Selanjutnya, beberapa skenario intervensi ditawarkan oleh penelitian ini untuk mengatasi masalah tersebut. Kata kunci: Indonesia, Small Medium Enterprise, Fiscal Policy, Trade Policy, Taxation, Internationalization, System Dynamics.