Low level wind shear (LLWS) merupakan wind shear yang terjadi antara
permukaan hingga 487,7 m (1600 feet). Fenomena ini sangat membahayakan
penerbangan khususnya fase take off dan landing. Namun hingga saat ini, upaya
prediksi masih sulit dilakukan, karena sifat alami dari fenomena (skala kecil,
variabilitas tinggi, dan durasi singkat). Akibatnya, pemahaman faktor pemicu
menjadi hal krusial dalam penerbitan peringatan dini. Faktor pemicu ini berbeda
setiap wilayah dan akan berpengaruh terhadap karakteristik frekuensi kejadian.
Selama 2015-2019 pilot telah melaporkan 146 kejadian LLWS di bandara
Internasional Soekarno-Hatta. Namun faktor pemicu dari setiap kasus tersebut
belum diketahui. Dalam penelitian ini, faktor yang dipertimbangkan sebagai
pemicu adalah awan konvektif, sea breeze front (SBF), dan land breeze front
(LBF). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor pemicu dominan dan
karakteristik frekuensi kejadian baik secara spasial dan temporal dari LLWS.
Data yang digunakan adalah pilot report (PIREP), radar cuaca Doppler, dan
automated weather observing system (AWOS) selama 2015 – 2019. Penelitian ini
terdiri dari 3 tahapan utama. Pertama, identifikasi kasus dengan menerjemahkan
sandi PIREP. Kedua, analisis faktor pemicu dan intensitas setiap kasus
menggunakan tiga produk radar dan data gusty AWOS. Ketiga, analisis faktor
pemicu dominan dan karakteristik frekuensi kejadian baik secara spasial dan
temporal menggunakan pengolahan statistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor pemicu dominan LLWS adalah awan
konvektif baik single maupun multicell yang disertai pola gust front (GF) dan/atau
microburst (MBA). Awan didominasi dari selatan bandara yang diasosiasikan
dengan konveksi kuat saat siang hari maupun sisa proses konveksi saat malam hari
dari wilayah pegunungan dan dataran tinggi. Hal ini didukung dengan fluktuasi
frekuensi kejadian yang maksimum pada bulan Desember-Januari-Februari (DJF)
(musiman) dan membentuk pola semidiurnal dengan dua puncak (07.00 – 09.00
UTC dan 14.00 – 16.00 UTC) (diurnal). Sedangkan secara spasial, LLWS sering
terjadi pada runway 25L dengan rata-rata intensitas 10,12 m/s (19,68 kt).