digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

15317046_Shofia Afifah_Abstrak (Ind - Eng).pdf ]
PUBLIC Garnida Hikmah Kusumawardana

Perkembangan studi mengenai dampak pencemaran udara membutuhkan analisis data pemantauan dari hasil pengamatan yang menerus. Penelitian ini bertujuan menganalisis data time series CO dan SO2 dan menentukan korelasi faktor meteorologi dengan konsentrasi CO dan SO2. Provinsi DKI Jakarta adalah salah satu daerah di Indonesia yang memiliki data pemantauan kontinyu yang lengkap. Data konsentrasi rata-rata 30 menit berasal dari hasil monitoring di 5 SPKU otomatis di wilayah DKI Jakarta pada tahun 2018-2020 pada stasiun yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta. Sepanjang periode observasi, pelampauan baku mutu rata-rata harian CO dan SO2 terjadi di semua stasiun. Pelampauan rata-rata harian CO paling banyak terjadi di stasiun DKI5(Kebon Jeruk), sedangkan untuk SO2 paling banyak terjadi di stasiun DKI4(Jagakarsa). Secara umum di wilayah DKI Jakarta, pada tahun 2020 tingkat konsentrasi CO menurun, sedangkan SO2 meningkat. Penurunan tingkat konsentrasi CO pada 2020 diduga berkaitan dengan diterapkannya pembatasan aktivitas manusia akibat adanya pandemi sehingga tingkat emisi kendaraan menurun. Aktivitas industri yang mendominasi emisi SO2 tidak begitu berkontribusi pada penurunan konsentrasi polutan. Variasi diurnal CO di semua stasiun memiliki pola yang sama. Jam puncak terjadi sekitar pukul 07:00 - 08:00 dan 22:00 - 24:00. Variasi diurnal SO2 di stasiun DKI1, DKI3, DKI4, dan DKI5 tidak memiliki pola yang menunjukkan jam puncak dan cenderung berfluktuasi tiap jam. Sedangkan variasi diurnal SO2 di stasiun DKI2 menunjukkan pola jam puncak yang terjadi sekitar pukul 07.00 - 08.00. Variasi CO bulanan menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi CO tertinggi terjadi pada bulan Februari. Variasi bulanan SO2 menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi SO2 maksimum terjadi sekitar Oktober, November, Januari, dan Februari. Secara umum, faktor meteorologi dengan konsentrasi CO dan SO2 berkorelasi secara signifikan di semua stasiun, kecuali di DKI2 (Kelapa Gading). Suhu dan kecepatan angin berkorelasi negatif lemah dengan konsentrasi CO dan berkorelasi positif lemah dengan konsentrasi SO2. Sedangkan kelembaban relatif berkorelasi positif dengan konsentrasi CO dan berkorelasi negatif lemah dengan konsentrasi SO2. Nilai koefisien korelasi antara faktor meteorologi dengan konsentrasi CO berada pada kisaran 0,14 sampai 0,68. Sedangkan antara antara faktor meteorologi dengan konsentrasi SO2 nilai koefisien korelasi berada pada kisaran 0,12 sampai 0,45.