digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Muhammad Thalib Raihan
PUBLIC Perpustakaan Prodi Arsitektur

Taman merupakan salah satu ruang terbuka hijau di lingkungan perkotaan yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kegiatan, baik kegiatan yang bersifat rekreatif hingga kegiatan yang bersifat sosial, baik secara individu ataupun komunal. Setiap taman kota memiliki hubungan erat antara pengguna yang memiliki latar belakang belakang motif (tujuan) masing-masing. Selain itu, taman menjadi ruang berkumpulnya pengguna dengan berbagai kebutuhan. Hal ini menyebabkan, pengunjung memiliki penilaian tersendiri terhadap karakteristik ruang sesuai situasi dan kondisi yang dialami. Hubungan yang sesuai antara motif pengunjung yang bertemu dengan amenitas di sekitarnya, dapat menghidupkan penggunaan taman kota. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang peran taman kota sebagai ruang terbuka hijau dengan mengevaluasi motif pengunjung, daya tarik amenitas, dan hubungan antara karakteristik pengguna dengan rangkaian kegiatannya. Di tahun 2013, Wali Kota Bandung menggagas program revitalisasi taman kota. Taman Maluku merupakan salah satu dari 29 taman kota yang telah direvitalisasi. Taman Maluku dulunya digunakan sebagai tempat beristirahat saat kegiatan Jabbeurs, yaitu pasar tahunan yang diadakan di depan taman. Saat ini, Taman Maluku terbuka untuk umum dan beroperasi setiap hariya tanpa biaya masuk. Taman dilengkapi dengan amenitas seperti tempat duduk, jalur pedestrian, juga taman bermain, yang dapat mendorong partisipasi pengunjung untuk berkegiatan. Sehingga, taman ini dinilai sesuai untuk kajian penelitian. Penelitian ini mencoba untuk mengevaluasi daya tarik dan pengaruh amenitas dan atribut hijau di Taman Maluku. Pengunjung memiliki perhatian terhadap karakteristik taman yang umumnya berkaitan dengan amenitas dan lingkungan hijau yang melibatkan koneksi visual berdasarkan teori biofilik, seperti kebutuhan akan jarak pandang dan ketertutupan (prospect-refuge), dan aspek misteri yang berkaitan dengan karakteristik ruang yang mengundang rasa penasaran dan tantangan (mystery). Selain itu juga melibatkan koneksi non-visual, misalnya kondisi termal, suara, dan daya tarik yang secara umum tidak berkaitan dengan pandangan. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuisioner daring melalui QRC dengan metode snow-ball di bulan Mei 2021. Setelah memvalidasi tanggapan kuisioner diperoleh sampel sebanyak 100 dari 116 data. Pengolahan data menggunakan analisa deskriptif dengan analisis konten untuk pertanyaan terbuka yang berisi tanggapan tentang daya tarik dan pengalaman pengunjung. Kemudian dilakukan analisis kuantitatif untuk melihat persebaran demografi dengan detail kunjungan dan kegiatan di Taman Maluku. Temuan penelitian menunjukkan bahwa responden mengunjungi Taman Maluku untuk menghilangkan penat dari rutinitas sehari-hari. Proporsi pengguna pria dan wanita hampir sama, suadan memiliki preferensi untuk suasana yang didukung atribut alam, dengan keteduhan, kualitas udara, dan kebisingan yang lebih baik. Faktor utama kunjungan dipengaruhi atmosfer di lingkungan Taman Maluku yang mendukung kondisi termal yang sejuk, ketenangan, dan pemandangan alam/lanskap. Eksplorasi pengunjung pada umumnya di area yang lebih terbuka dan mudah diakses lingkungan luar taman, terutama sisi luar di sepanjang barat hingga selatan. Pengunjung umumnya memilih area yang lebih lapang dan berjarak yang mendukung karaktistik ruang dengan jarak pandang yang lebih terbuka dan area tertutup yang lebih sedikit. Penggunaan area di tengah taman umumnya lebih sedikit. Selain itu, ditemukan isu terkait pengalaman negatif pengunjung di area dalam yang lebih rimbun dan tersembunyi yang identik dengan aspek misteri dan kurang diminati untuk eksplorasi. Berdasarkan klaster, karakteristik penggunaan Taman Maluku dapat dikategorikan menjadi dua kelompok perilaku, yaitu kelompok kegiatan relaksasi dan kelompok kegiatan atletik. Kebutuhan kelompok kegiatan relaksasi cenderung hanya duduk santai, berinteraksi dan menikmati lingkungan sekitar. Sedangkan kelompok kegiatan atletik lebih aktif dan memiliki beragam kegiatan olahraga, cenderung lebih memerlukan rencana dan persiapan yang berkaitan dengan hobi atau kesenangan. Perbedaan signifikan dari kedua kelompok tersebut dipengaruhi faktor alokasi waktu luang dan faktor sosial, yaitu terkait durasi, jam kunjungan, dan jumlah teman berkunjung. Hasil penelitian ini selanjutnya digunakan sebagai rancangan taman yang sebaik mungkin mendukung kebutuhan masyarakat luas.