digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Riana Windiari
PUBLIC yana mulyana

Hipertensi merupakan penyakit yang dikenal sebagai silent killer, karena tidak terlihatnya gejala awal penyakit tersebut. Resiko morbiditas dan mortalitas akan meningkat jika hipertensi muncul bersamaan dengan penyakit lain seperti diabetes mellitus, kardiovaskular dan dislipidemia. Sifat pengobatannya yang paliatif menyebabkan obat cenderung digunakan dalam jangka waktu yang lama dan akan berdampak kepada biaya yang dikeluarkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas obat antihipertensi dari segi hasil terapi dan biaya pada pasien rawat jalan di UPT Yankes Bumi Medika Ganesha Bandung. Penelitian dilakukan secara retrospektif dengan pendataan direct cost obat yaitu harga bersih apotek dan pendataan dari rekam medik serta resep pasien rawat jalan yang menerima pengobatan antihipertensi selama periode Januari 2012 sampai Juii 2012. Evaluasi dilaksanakan menggunakan metode Cost Minimization-Analysis dan Cost-Effectiveness Analysis. Dari segi efektivitas terapi, obat antihipertensi diurutkan mulai dari yang terbaik hingga terburuk untuk tekanan darah sistol adalah kaptopril-HCT, amlodipin-HCT, amlodipin-kaptopril, amlodipin, dan kaptopril. Dari segi biaya, obat antihipertensi diurutkan mulai dari yang termurah hingga termahal adalah kaptopril, kaptopril-HCT, amlodipin, amlodipin-HCT, dan amlodipin-kaptopril. Dari segi cost-effectiveness, obat antihipertensi diurutkan mulai dari paling efektif hingga paling tidak efektif dari segi biaya-terapi untuk tekanan darah sistol adalah kaptopril-HCT, amlodipin-HCT, kaptopril, amlodipin, dan amlodipin-kaptopril; dimana nilai ICER kaptopril-HCT dibandingkan dengan kaptopril untuk tekanan darah sistol adalah Rp 51,18 dan nilai ICER kaptopril¬HCT dibandingkan dengan amlodipin untuk tekanan darah sistol adalah Rp - 7525,51. Untuk perbandingan Cost Minimization Analysis, selisth biaya antara amlodipin merek dengan amlodipin generik sebesar Rp 58.724.49.