digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Farhan Rizaldi G
PUBLIC Alice Diniarti

BAB 1 Farhan Rizaldi G
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Farhan Rizaldi G
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Farhan Rizaldi G
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Farhan Rizaldi G
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Farhan Rizaldi G
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 6 Farhan Rizaldi G
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 7 Farhan Rizaldi G
Terbatas  Alice Diniarti
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Farhan Rizaldi G
PUBLIC Alice Diniarti

PT Medika Antapani adalah perusahaan pelayanan kesehatan mitra Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Artinya, fasilitas kesehatan wajib melayani pasien peserta JKN. Seiring dengan berkembangnya Program JKN, terjadi pergeseran model keuangan di PT Medika Antapani, dimana persentase penjualan piutang meningkat dari 32,06% pada tahun 2015 menjadi 43,84% pada tahun 2017 dan mengakibatkan rataan periode pengumpulan piutang meningkat dari 70,55 hari pada tahun 2015 menjadi 189,56 hari pada tahun 2017. Fenomena tersebut disebabkan oleh sulitnya penagihan piutang kepada BPJS karena proses pelaporan keuangan masih berbasis kas dan tidak tanggap dengan transaksi piutang. Migrasi basis kas ke basis akrual membutuhkan perubahan proses bisnis secara radikal, karena mempengaruhi kode akun dan alur transaksi sampai pembukuan. Untuk menanggulangi masalah tersebut, pernelitian berfokus pada implementasi business process reengineering (BPR) pelaporan keuangan dengan menggunakan pendekatan Metodologi Davenport (Davenport, 1992). Tahapan metodologi tersebut dimulai dengan menentukan visi dan tujuan BPR dengan menganalisis perubahan model bisnis, memetakan proses bisnis dengan menggunakan pendekatan profil proses (Jacka & Keller, 2009). Dilanjutkan dengan memahami dan mengukur proses bisnis dengan melakukan formulasi strategi SWOT untuk menghasilkan strategi BPR (David, 2011). Apabila proses bisnis telah terbentuk, maka dilanjutkan dengan perencanaan teknologi informasi (TI) sebagai enabler BPR. Hasil proses bisnis terbagi kedalam 3 (tiga) siklus utama, yaitu siklus beban, siklus pendapatan, dan siklus aset. Siklus tersebut dilanjutkan dengan pembukuan laporan keuangan. Perancangan meliputi integrasi setiap siklus proses bisnis terhadap portofolio TI perusahaan. Perubahan drastis juga diikuti penyesuaian kemampuan karyawannya dengan melakukan pelatihan dan penetapan kebijakan akuntansi. Usulan proses bisnis dapat menghemat waktu rekonsiliasi selama 14 hari.