digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Artemisinin, dari tanaman Artemisia annua L. merupakan senyawa golongan seskuiterpen lakton endoperoksida yang digunakan sebagai obat antimalaria. Rendahnya kadar artemi¬sinin pada tanaman menyebabkan kebutuhan obat antimalaria sulit dipenuhi sehingga dila¬kukan penelitian untuk meningkatkan produksi artemisinin melalui transfonnasi genetik dan ditentukan kondisi transformasi yang paling baik pada penggunaan 0D600 0,5; 0,8; dan 1,0. Transformasi pada kultur in vitro A. annua dilakukan menggunakan Agrobacterium tumefaciens AGL-1 yang membawa vektor pCAMBIA1303-ads dengan metode vakum infiltrasi untuk memperoleh efisiensi transformasi yang paling tinggi. Hasil transformasi dianalisis berdasarkan ekspresi transien 13-glukuronidase (GUS) dan artemisinin yang dihasilkan diukur kadarnya menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Kondisi transfonnasi yang paling baik diperoleh pada 0D600 1,0 dengan frekuensi transformasi sebesar 80,61 ± 0,02 % sedangkan pada OD600 0,5 clan 0,8 frekuensi transfonnasi sebesar 47,86 ± 0,26 % dan 69,59 + 0,14 %. Kadar artemisinin meningkat dibandingkan dengan kultur yang tidak ditransformasi. Transformasi yang dilakukan pada 0D600 0,5; 0,8; dan 1,0 masing-masing mengliasilkan artemisinin dengan kadar 3,78 + 0,22; 6,14 + 0,24; dan 7,49 ± 0,34 ug/g b/b ekstrak sedangkan kadar artemisinin dari kultur yang tidak ditransformasi sebesar 2,30 ± 0,31 ig/g b/b ekstrak. Kultur in vitro basil transformasi genetik pada OD600 1,0 memproduksi artemisinin 3,25 kali lebih tinggi dibandingkan kultur yang tidak ditransformasi.