digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia (termasuk Indonesia) telah mengakibatkan krisis kesehatan, sosial dan ekonomi. Jafa Indonesia Juara, salah satu Usaha Kecil Menengah di Indonesia yang fokus pada manufaktur pakaian olahraga khususnya kaos sepak bola dengan target yaitu konsumen bisnis, juga mengalami krisis ekonomi akibat pandemi covid-19. Penurunan penjualan yang signifikan telah menempatkan Jafa pada titik terendah menyusul penyesuaian yang perlu dilakukan agar Jafa dapat bertahan dari krisis ini dan mengikuti arus perubahan yang disebabkan oleh pandemi COVID19. Peraturan pemerintah terkait protokol kesehatan terkait pandemi COVID-19, penutupan fasilitas olahraga, larangan olahraga, dan kegiatan yang mengakibatkan pembukaan berdampak tidak langsung terhadap penurunan produksi jersey (khususnya sepak bola). Di sisi lain, pemerintah juga menyarankan olahraga mandiri bagi masyarakat agar di masa pandemi kebugaran tetap terjaga dan merupakan peluang yang harus segera diambil. Meningkatnya tren olahraga personal atau individu selama pandemi telah meningkatkan permintaan pakaian olahraga personal. Jafa, dengan kemampuan yang ada, sudah lebih dari cukup untuk menangkap peluang. Penurunan daya beli juga mempengaruhi harga pasar dan kualitas produk. Beberapa konsumen Jafa yaitu pemilik merek memilih untuk memenuhi salah satu sumber daya dalam proses pembuatan jersey untuk mendapatkan biaya produksi yang lebih rendah. Perubahan ini membuat nilai proporsional Jafa tidak lagi relevan. Penelitian ini dilakukan untuk mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi perusahaan. Analisis eksternal meliputi analisis PESTEL, yang memberikan gambaran umum tentang kondisi lingkungan eksternal umum bisnis; Analisis Porter’s Five Forces Model mendefinisikan situasi industri. Analisis internal menggunakan teknik VRIO dan Business Model Canvas untuk mengevaluasi dan menganalisis aktivitas internal perusahaan. Langkah selanjutnya setelah analisis eksternal dan internal adalah analisis model bisnis. Pada tahap ini, peneliti akan menilai model bisnis saat ini. Penilaian akan mengumpulkan data primer dari para ahli dan pelaku industri dengan ilustrasi dalam analisis SWOT. Terakhir, evaluasi menentukan komponen kanvas model bisnis mana yang bermasalah dengan model bisnis saat ini. Selanjutnya, lanjutkan dengan matriks TOWS untuk merumuskan strategi bisnis dan menggunakan ERRC Grid (Eliminate, Raise, Reduce, Create) untuk menciptakan inovasi nilai yang pada akhirnya mengembangkan kanvas model bisnis baru. Rekomendasi Jafa Indonesia Juara adalah meningkatkan aktivitas yang akan menciptakan aliran pendapatan baru dengan menambahkan segmen dan produk atau layanan baru. Selain itu, menyesuaikan proposisi nilai yang mengutamakan keinginan konsumen dan mengurangi biaya yang dapat ditekan. Tiga implementasi rekomendasi adalah, yang pertama menghilangkan proposisi nilai yang ada yang tidak lagi sesuai dengan kondisi konsumen saat ini dan menawarkan proposisi nilai baru dalam inovasi model. Kedua, mengurangi sumber daya berbiaya tinggi dan mengubah sistem pengupahan atau tingkat harga untuk meningkatkan kapasitas produksi tetapi dengan biaya tetap. Terakhir adalah penambahan segmen dan produk atau layanan baru (baik segmen B2B maupun B2C). Dampak positif yang diharapkan dari tindakan strategis ini adalah menghasilkan sumber pendapatan baru dan meningkatkan pendapatan berdasarkan inovasi yang dilakukan baik dalam produksi maupun produk atau jasa.