digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Silvana Anggraeni
PUBLIC yana mulyana

Padatan dapat membentuk solvat dan hidrat, termasuk antibiotika. Pseudopolimorf (polimorf palsu) adalah istilah yang digunakan untuk pembentukan kisi kristal yang melibatkan air atau pelarut organik yang lain. Suatu padatan yang mengandung molekul air disebut hidrat sedangkan yang mengandung pelarut organik disebut dengan solvat. Pseudopolimorf (hidratlsolvat) telah banyak dilaporkan berpengaruh terhadap sifat fisikokimia seperti stabilitas fisik, laju aliran, kompaktibilitas, kompresibilitas, kelarutan, laju disolusi, dan ketersedian hayati. Baru-barn ini dilaporkan klindamisin hidroklorida dapat membentuk monohidrat etanol solvat dan monohidrat dengan pelarut etanol-air (5:2). Penelitian ini bertujuan mengamati pengaruh komposisi etanol-air yang digunakan dalam proses rekristalisasi klindamisin hidroklorida terhadap pembentukan monohidrat etanol solvat dan monohidratnya. Klindamisin hidroklorida direkristalisasi dengan berbagai persentase etanol dalam air (95%, 80%, 70%, 60%, 50%, dan 40%). Kristal yang terbentuk diberi perlakuan berbeda yaitu : segar dan penyimpanan selama 24 jam pada suhu kamar. Kemudian kristal dikarakterisasi dengan mikroskop polarisasi untuk melihat habit dan ukuran parikel, FTIR, PXRD, DTA, dan pengamatan proses desolvatasi/dehidratasi dengan mikroskop polarisasi-pelat pet-lianas. Kristal klindamisin hidroklorida hasil rekristalisasi dengan berbagai persentase etanol dalam air membentuk kristal monohidrat etanol solvat dan hidrat. Pelarut etanol 60-95% menunjukkan spektra IR pada bilangan gelombang 3517-3563 cm-1 yang mengindikasikan terinkoporasinya etanol pada kisi kristal, sedangkan kristal yang didapat dari pelarut etanol 50 dan 40% memberikan puncak pada bilangan gelombang 3409-3482 cm-1 yang mengindikasikan terbentuknya hidrat. Difraktogram basil PXRD menunjukkan perbedaan kisi kristal dari monohidrat etanol solvat dan monohidrat dibandingkan dengan klindamisin hidroklorida standard. Puneak difraksi monohidrat etanol solvat pada 20 : 7,26 dan 6,02 derajat sedangkan hidrat pada 2 0 : 5,48 derajat. Namun, kristal monohidrat etanol solvat dan monohidrat klindamisin hidroklorida yang terbentuk bersifat tidak stabil. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari hasil analisis FTIR, PXRD, DTA, dan pengamatan dengan mikroskop polarisasi dari kristal yang telah disimpan selama 24 jam telah kehilangan karakter monohidrat dan etanol solvatnya. Selain berpengaruh terhadap pembentukan monohidrat etanol solvat/monohidrat, etanol yang digunakan mempengaruhi habit dan ukuran partikel. Klindamisin hidroklorida dapat membentuk pseudopolimorf monohidrat etanol solvat dan monohidrat setelah direkristalisasi dengan etanol-air dalam berbagai komposisi. Komposisi etanol-air yang digunakan dalam rekristalisasi klindamisin hidroklorida menentukan jenis pseudopolimorf yang terbentuk. Etanol dengan kadar lebih dari 70% membentuk monohidrat etanol solvat, sedangkan kurang 50% akan membentuk monohidrat, dan etanol 60% diduga membentuk eampuran dari keduanya. Namun, monohidrat etanol solvat dan hidrat dari klindamisin hidroklorida bersifat tidak stabil. Selain mempengaruhi hasil pembentukan hidrat atau solvat, persentase etanol akan mempengaruhi habit dan ukuran partikel.