Pengaturan lalu lintas sering dilakukan untuk mengatasi kemacetan yang diakibatkan
kepadatan dan jalan yang memiliki kapasitas berlebih. Namun, pengaturan ini masih
memanfaatkan informasi yang didapatkan dari berbagai entitas di jalan, yaitu polisi dan
petugas dinas perhubungan. Pengamatan kondisi dan situasi di jalan masih bersifat
subjektif sehingga pengaturan lalu lintas pun menjadi subjektif. Smart city menjadi
terobosan baru untuk membantu permasalah kota, terutama kepadatan. Dengan
permasalahan dan peluang tersebut, sistem prediksi kepadatan menjadi sarana
pengendalian kepadatan dan menjadi bagian dari Intelligent Transportation System
(ITS). Dalam penelitian tesis ini, dibangun model prediksi kepadatan lalu lintas dengan
menggabungkan model Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) dan
Long Short Term Memory (LSTM). ARIMA digunakan dalam pemodelan pertama
yang membantu prediksi dalam bentuk linear. LSTM digunakan untuk melengkapi
bentuk prediksi non-linear yang sesuai dengan karakteristik kepadatan jalan. Penelitian
ini menggunakan metodologi CRISP-DM yang terbagi dalam lima tahap, yaitu
pemahaman kebutuhan bisnis, pemahaman data, pembersihan dan persiapan data,
optimasi parameter dan pemodelan, serta evaluasi. Dalam tahap pemrosesan data,
dilakukan penyeimbangan data dengan undersampling. Dalam optimisasi parameter
dan pemodelan, digunakan grid search dengan k-fold cross validation. Dalam tahap
evaluasi, digunakan 2 metrik, yaitu RMSE dan MAPE. Penelitian ini dilakukan dengan
data lalu lintas California. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa algoritme
memberikan hasil yang lebih optimal dengan nilai RMSE sebesar 954 dan MAPE
sebesar 101.013.