digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Alyani Samhana Permana
PUBLIC yana mulyana

Tantangan terbesar penggunaan vaksin subunit adalah keterbatasan pada sifat imunogenisitasnya yang rendah. Selain itu, vaksin subunit yang terdiri dari protein memiliki stabilitas in vivo dan in vitro yang rendah. Oleh karena itu, dibutuhkan sistem penghantaran yang efektif untuk vaksin subunit sehingga diperoleh vaksin yang aman dan dapat memberikan respon imun yang spesifik terhadap suatu antigen. Penelitian ini bertujuan mengembangkan sistem penghantaran vaksin subkutan dan transkutan dalam bentuk nanostructured lipid carriers (NLC). NLC dibuat dengan menggunakan teknik ultrasonikasi-emulsifikasi pelarut dan solidifikasi suhu rendah. Bovine serum albumin (BSA) digunakan sebagai model antigen protein dan diinkorporasikan pada fase lipofilik dalam bentuk dispersi padat dalam PEG 20000. NLC dibuat menggunakan fase minyak berupa campuran Suppocire ® NA dan asam oleat yang distabilkan oleh surfaktan Polisorbat 80 dan kosurfaktan polietilen glikol 400 (PEG 400). NLC dikembangkan lebih lanjut dengan menambahkan adjuvan jakalin, yaitu lektin yang diisolasi dari biji nangka (Artocarpus integrifolia). Pada penelitian ini diperoleh dua jenis formula optimum. Formula pertama yaitu NLC BSA-jakalin yang terdiri dari Suppocire ® NA (4,5%), asam oleat (0,5%), Polisorbat 80 (6%), PEG 400 (4%), dispersi padat BSA (1%), dan dispersi padat jakalin (0,25%) dengan ukuran partikel 143,13 ± 9,98 nm. Formula kedua yaitu NLC BSA konjugat jakalin yang terdiri dari Suppocire ® NA (4,5%), asam oleat (0,5%), Polisorbat 80 (6%), PEG 400 (4%), dispersi padat BSA (1%), dan jakalin (0,05%) dengan ukuran partikel 117,57 ± 1,28 nm. Efisiensi penjeratan protein dalam NLC cukup tinggi yaitu diatas 90%. Uji efek imunogenisitas in vivo menunjukkan formula NLC BSA-jakalin ketika diberikan secara subkutan mampu menghasilkan titer antibodi tertinggi dan berbeda secara signifikan (p<0,001) dibandingkan formula basis NLC, NLC BSA, NLC BSA konjugat jakalin, dan larutan BSA pada hari ke-35, yaitu sebesar 64 kali dari titer kelompok normal. Sedangkan pada pemberian vaksin secara transkutan formula NLC BSA konjugat jakalin mampu menghasilkan titer antibodi tertinggi dan berbeda secara signifikan (p<0,001) dibandingkan formula basis NLC, NLC BSA, NLC BSA-jakalin, dan larutan BSA pada hari ke-35. Kelompok yang diberi formula NLC BSA konjugat jakalin secara subkutan dan transkutan menunjukkan peningkatan titer interferon-?dibandingkan kelompok lain walaupun perbedaannya tidak signifikan (p>0,05).