digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Farhanah Fitria Mustari
PUBLIC Taupik Abidin

Organisasi nirlaba memiliki beragam cakupan misi sosial dan dampak. Pada dasarnya, organisasi ini sebagian ditopang oleh sukarelawan yang mana menarik perhatian dan saat ini perlu untuk bertahan di tengah persaingan serta bergerak ke arah yang berkelanjutan melalui strategi berbagi pengetahuan. Salah satu fenomena yang mendasari adalah bagaimana proses berbagi pengetahuan yang bersifat tacit terjadi di dalam organisasi. Tacit knowledge sering disebut sebagai skill, know-how, dan keahlian yang melekat pada setiap individu dalam suatu organisasi. Metode dan alat yang tersedia untuk mendukung berbagi pengetahuan tacit sebagian besar terkonsentrasi pada interaksi sosial, pertemuan tatap muka dan komunikasi lisan. Akan tetapi, penelitian akademis dan publikasi ilmiah mengenai tacit knowledge sharing (TKS) pada konteks organisasi nirlaba di Indonesia masih sangat terbatas dan bahkan bisa dikatakan jarang. Para penulis percaya bahwa kurangnya perhatian yang diberikan oleh organisasi nirlaba atau komunitas sosial terhadap manajemen strategis pengetahuan mereka mengkhawatirkan. Sebab, tacit knowledge merupakan salah satu area yang kurang tereksplorasi dalam manajemen pengetahuan karena sulitnya mengkodifikasi, merumuskan atau mengungkapkannya. Hal ini mendasari pentingnya melakukan penelitian mengenai tacit knowledge sharing (TKS) dalam ranah organisasi nirlaba di Indonesia yang kerap kali tidak menyadari proses ini sudah dilakukan. Dengan mempertimbangkan masalah ini, penelitian bertujuan untuk: (1) menggambarkan praktik TKS di salah satu studi kasus organisasi nirlaba yang ada di Indonesia, (2) menggali beberapa isu seperti faktor pendorong terjadinya TKS di organisasi nirlaba yang dilakukan oleh para sukarelawan. Riset ini berlangsung dalam lima tahap: 1) Observasi fenomena, ulasan literatur, dan identifikasi masalah; 2) pemilihan kasus; 3) pengumpulan data dan transkripsi; 4) pembuatan kode dan analisis data; dan 5) finalisasi penulisan. Penelitian eksplorasi melalui analisis tematik dipilih sebagai metode untuk menjawab penelitian ini dengan wawancara secara mendalam terhadap partisipan yang berperan sebagai relawan di satu organisasi nirlaba dipilih sebagai sampel penelitian. Wawancara tersebut dilakukan secara dalam jaringan (online) mengingat kondisi limitasi pandemi. Analisis penelitian menghasilkan deskripsi umum mengenai proses pertukaran pengetahuan tacit seluruh kasus, motivasi yang menjelaskan mengapa mereka mau berbagi pengetahuan tanpa imbalan di sebuah organisasi non-profit, pengembangan model berbagi pengetahuan tacit, dan rekomendasi peningkatan aktivitas berbagi pengetahuan dalam organisasi non-profit. Temuan penelitian memperlihatkan faktor individu seperti perilaku altruistik hingga kepercayaan antar tim berpengaruh untuk mendorong seseorang berbagi pengetahuan tacit. v Tidak hanya itu, faktor organisasi seperti budaya organisasi yang mengedepankan pada keterbukaan, hubungan mentor di organisasi, hingga apresiasi yang dilakukan secara berkala mampu meningkatkan kapasitas individu untuk berbagi pengetahuan. Selain itu pengetahuan tacit saat ini menjadi topik hangat di bidang pengembangan komunikasi pengetahuan. Sulit untuk menyampaikan jenis pengetahuan ini. Ini hanya dapat terjadi jika orang-orang bekerja sama dalam lingkungan tim yang kolaboratif dan bersedia untuk berbagi pengetahuan mereka. Temuan menunjukkan bahwa beberapa metode dan alat tambahan digunakan selain yang dijelaskan dalam literatur, dan bahwa sejumlah kondisi mengenai sikap terhadap berbagi pengetahuan dan budaya tempat kerja harus dipenuhi agar alat dan metode tersebut berhasil diterapkan. Pada akhirnya, sebuah hasil temuan yang dibangun untuk membantu memahami fenomena (TKS) yang berlangsung di organisasi nirlaba serta dapat menyarankan manajer organisasi untuk lebih memperhatikan motivator serta praktik organisasi kesukarelawanan mereka ketika mengadopsi rutinitas (TKS). Hal ini penting sebagai referensi terhadap studi selanjutnya yang berfokus pada manajemen pengetahuan dan sebagai pedoman untuk manager di organisasi non-profit untuk lebih memperhatikan kualitas dan prosedur berbagi pengetahuan yang terjalin didalamnya.