BAB 1 Hafsah
EMBARGO  2027-05-27 
EMBARGO  2027-05-27 
BAB 2 Hafsah
EMBARGO  2027-05-27 
EMBARGO  2027-05-27 
BAB 3 Hafsah
EMBARGO  2027-05-27 
EMBARGO  2027-05-27 
BAB 4 Hafsah
EMBARGO  2027-05-27 
EMBARGO  2027-05-27 
BAB 5 Hafsah
EMBARGO  2027-05-27 
EMBARGO  2027-05-27 
Kepulauan Natuna merupakan salah satu kepulauan yang memiliki cadangan gas
alam terbesar di Indonesia. Dry Reforming of Methane (DRM) merupakan salah
satu rute di dalam pemrosesan gas alam. DRM memiliki potensi untuk
dikembangkan, namun hingga saat ini DRM tidak dikenal sebagai proses industri
yang umum digunakan karena reaksinya yang sangat endoterm dan laju deposisi
karbon yang relatif cepat.
Pada penelitian ini, optimasi temperatur dan tekanan operasi dianalisis
menggunakan Aspen Plus V.10. Model reaktor yang digunakan pada kajian
termodinamika adalah RGIBBS dan model reaktor yang digunakan dalam kajian
kinetika adalah model pseudo-homogenous satu dimensi. Optimasi komposisi
umpan dianalisis menggunakan FlexPDE V.6. Katalis yang digunakan adalah
katalis Ni dengan support Al2O3. Model kinetika reaksi didasarkan pada mekanisme
Langmuir-Hinshelwood. Salah satu metode untuk meminimalisir proses
pembentukan karbon pada DRM adalah dengan menambahkan umpan H2O. Umpan
H2O ditambahkan ke dalam sistem secara tunak dan modulasi dinamik. Tipe reaktor
yang digunakan adalah fixed bed reactor (FBR). Panjang reaktor yang dipakai
adalah 0,22 m dengan diameter dalam berukuran 0,0008 m. Validasi dilakukan
dengan membuat plot data hasil simulasi literatur dan hasil simulasi model. Galat
hasil simulasi model dan literatur kurang dari 5% sehingga model dapat digunakan.
Hasil kajian termodinamika menunjukkan bahwa temperatur operasi yang semakin
tinggi, tekanan operasi yang semakin rendah, dan komposisi umpan CH4/CO2
mendekati 1 menghasilkan konversi reaktan dan perolehan produk yang lebih
tinggi. Hasil simulasi kinetika secara tunak menghasilkan konversi CH4 sebesar
88,39%, konversi CO2 sebesar 72,61%, perolehan CO sebesar 65,77%, perolehan
H2 sebesar 80,23%, rasio H2/CO sebesar 1,2 dan laju pembentukan karbon sebesar
0,046 mikromol/detik. Penambahan umpan H2O sebanyak 50% dari metana
menghasilkan penurunan laju pembentukan karbon sebesar 60% dibandingkan
tanpa penambahan umpan H2O. Hasil konversi CH4, konversi CO2, perolehan CO,
perolehan H2, rasio H2/CO, dan laju pembentukan karbon pada modulasi
penambahan umpan H2O sebanyak 50% dari metana adalah 89,29%; 54,96%;
66,32%; 96,68%; 1,37; dan 0,02 mikromol/detik. Kondisi operasi yang disarankan
berdasarkan hasil studi ini adalah tekanan 1 bar, temperatur 650°C, dan komposisi
umpan CH4/CO2/H2O sebesar 1/1,13/0,5.