ABSTRAK. Air merupakan kebutuhan dasar keberlangsungan makhluk hidup
dimana salah satunya berupa kegiatan industri. Provinsi DKI Jakarta memiliki
populasi dan tingkat aktivitas yang tinggi dengan terdapatnya 2374 perusahaan
Industri Manufaktur berdasarkan data BPS 2019. Dengan itu, PBB
mendeklarasikan Sustainable Development Goals (SDGs) dengan salah satu
poinnya berupa Industry, Innovation and Infrastructure yang menjelasakan
mengenai penemuan dan pengaplikasian inovasi yang berkelanjutan pada kegiatan
industri. PT X yang merupakan industri manufaktur bantalan yang terletak di
kecamatan Cakung yang mengonsumsi 1.101,6 m3
/bulan untuk makeup water
menara pendingin, dan 766,5 m3
/bulan untuk kegiatan domestik dan industri
dimana seluruh limbah cair yang dihasilkan, diolah dan digunakan kembali untuk
menara pendingin. Penelitian ini dibuat dengan meneliti sistem pengolahan air
dengan mengaplikasikan reuse air limbah yang efisien dari segi lingkungan dan
ekonomi. Untuk mengetahui data dari IPAL yang digunakan oleh PT X, maka
dilakukan pengukuran parameter pada enam (6) titik dengan parameter berupa pH,
Suhu, TDS, Alkalinitas, Kesadahan, BOD, dan COD dimana berdasarkan
penelitian, limbah cair effluen industri memiliki pH 5,4 dengan suhu 33,5oC, TDS
2500 mg/L, BOD 3282,2 mg/L O2, COD 8153 mg/L O2, kesadahan total 351
mg/L, dan alkalinitas total 52 mg/L CaCO3. Limbah cair yang dihasilkan dari
kegiatan kantor PT X merupakan dark water yang memiliki nilai pH 6,4 dengan
suhu 31,5oC, TDS 483 mg/L, BOD 2124 mg/L O2, COD 4659,2 mg/L O2,
kesadahan total 252,15 mg/L, dan alkalinitas total 8 mg/L CaCO3. Parameter
tersebut berfungsi sebagai pengukuran nilai Cycle of Concentration (COC) untuk
dapat menghitung air yang hilang evaporasi, driftloss, dan blowdown sehingga
mengehtaui kebutuhan makeup water. Juga parameter tersebut dapat digunakan
untuk menghitung LSI dan RSI untuk mengentahui kemungkinan terjadinya
scaling, fouling dan corrosion pada menara pendingin. Ditemukan bahwa dengan
menggunakan permeate Reverse Osmosis meningkatkan nilai COC hingga 44
sehingga dapat mengurangi kebutuhan makeup water sebesar 31% dan
mengurangi cooling tower blowdown sebesar 91%, namun memiliki sifat air
korosif. Untuk melakukan hal tersebut, dibutuhkan biaya intalasi pengolahan dan
pretreatment sebesar Rp415.153.402,61 dan biaya pengoperasian sebesar
Rp298.131.000,12 dengan nilai NPV yang lebih besar dibanding tidak melakukan
penggunaan kembali, dan kondisi IPAL eksisting.