digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Ivan Imanuel
PUBLIC Open In Flip Book Irwan Sofiyan

Tantangan industri perkerasan jalan lentur saat ini adalah terbatasnya sumber daya material dan efisiensi produksi di tengah kebutuhan yang terus meningkat. Aspal daur ulang (RAP) dan campuran beraspal hangat (WMA) hadir sebagai teknologi perkerasan jalan yang ramah lingkungan. Baik RAP dan WMA, sama-sama memerlukan bahan aditif untuk memodifikasi sifat aspal yang digunakan. Evotherm sebagai bahan aditif WMA memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan peremaja. Penelitian ini berusaha mengukur pengaruh Evotherm terhadap karakteristik aspal dan RAP, serta pengaruhnya terhadap kinerja campuran beraspal yang meliputi modulus resilien, kelelahan dan deformasi permanen. Penelitian ini bertujuan utuk menguji pengaruh Evotherm terhadap karakteristik aspal pen 60/70 dan aspal RAP, menganalisis kadar Evotherm optimum, menentukan kadar aspal optimum, dan menguji kinerja campuran AC-BC yang mengandung bahan tambah Evotherm. Evotherm digunakan sebagai bahan aditif pada WMA dan bahan peremaja pada RAP. Sifat bahan yang akan digunakan dalam campuran beraspal diuji sesuai spesifikasi Bina Marga tahun 2018 revisi 2. Kadar Evotherm dalam aspal pen 60/70 ditentukan pada viskositas dan temperatur pencampuran terendah sementara kadar Evotherm dalam aspal RAP ditentukan pada kadar yang menghasilkan penetrasi aspal 60-70. Agregat yang digunakan dihitung untuk menormalisasi gradasi volume agregat RAP. Terdapat enam jenis campuran yang dibuat, yaitu HMA, HMA-RAP 30%, HMA-RAP 35%, WMA, WMA-RAP 30%, dan WMA-RAP 35%. Kadar aspal optimum (KAO) campuran beraspal ditentukan dengan metode Marshall. Pengujian modulus resilien menggunakan alat Umatta pada temperatur 25°C, 40°C, dan 55°C. Pengujian deformasi permanen menggunakan alat Hamburg Wheel Tracking Device pada temperatur 60°C, sementara pengujian kelelahan menggunakan alat Beam Fatigue Apparatus pada temperatur 20°C. RAP mengandung aspal sebesar 5,37% dengan penetrasi 17,4 dmm. Sebagai aditif WMA, Evotherm berhasil menurunkan viskositas dan temperatur pencampuran aspal pen 60/70 dari 159°C menjadi 147°C dengan kadar sebesar 2%. Sebagai peremaja, Evotherm berhasil meningkatkan penetrasi aspal RAP menjadi 62 dmm dengan kadar sebesar 15%, tetapi daktilitas, kehilangan berat, dan sifat setelah penuaan jangka pendek menjadi kurang baik jika dibandingkan dengan aspal pen 60/70. Gradasi agregat RAP lebih halus daripada batas yang disyaratkan pada campuran AC-BC sehingga memerlukan lebih banyak agregat kasar. KAO meningkat seiring bertambahnya Evotherm dan RAP dalam campuran. Stabilitas dan pelelehan juga meningkat dengan bertambahnya penggunaan RAP dalam campuran. Namun, campuran menjadi lebih sulit untuk dipadatkan. Semakin tinggi temperatur campuran, semakin rendah kekakuannya. Modulus resilien menjadi lebih tinggi pada campuran dengan RAP sementara banyaknya Evotherm dalam WMA menurunkan modulus resilien campuran. Ketahanan terhadap deformasi permanen tertinggi pada HMA-RAP sementara WMA paling rentan. WMARAP30% lebih tahan terhadap deformasi permanen dibandingkan HMA, sementara WMA-RAP35% lebih rentan dibandingkan HMA. Ketahanan terhadap kelelahan pada tertinggi diperoleh pada WMA-RAP30% sementara ketahanan terhadap kelelahan terendah diperoleh pada WMA pada tingkat regangan yang rendah dan HMA-RAP30% pada tingkat reganan yang tinggi.