Tantangan industri perkerasan jalan lentur saat ini adalah terbatasnya sumber daya
material dan efisiensi produksi di tengah kebutuhan yang terus meningkat. Aspal
daur ulang (RAP) dan campuran beraspal hangat (WMA) hadir sebagai teknologi
perkerasan jalan yang ramah lingkungan. Baik RAP dan WMA, sama-sama
memerlukan bahan aditif untuk memodifikasi sifat aspal yang digunakan. Evotherm
sebagai bahan aditif WMA memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan
peremaja. Penelitian ini berusaha mengukur pengaruh Evotherm terhadap
karakteristik aspal dan RAP, serta pengaruhnya terhadap kinerja campuran beraspal
yang meliputi modulus resilien, kelelahan dan deformasi permanen. Penelitian ini
bertujuan utuk menguji pengaruh Evotherm terhadap karakteristik aspal pen 60/70
dan aspal RAP, menganalisis kadar Evotherm optimum, menentukan kadar aspal
optimum, dan menguji kinerja campuran AC-BC yang mengandung bahan tambah
Evotherm.
Evotherm digunakan sebagai bahan aditif pada WMA dan bahan peremaja pada
RAP. Sifat bahan yang akan digunakan dalam campuran beraspal diuji sesuai
spesifikasi Bina Marga tahun 2018 revisi 2. Kadar Evotherm dalam aspal pen 60/70
ditentukan pada viskositas dan temperatur pencampuran terendah sementara kadar
Evotherm dalam aspal RAP ditentukan pada kadar yang menghasilkan penetrasi
aspal 60-70. Agregat yang digunakan dihitung untuk menormalisasi gradasi volume
agregat RAP. Terdapat enam jenis campuran yang dibuat, yaitu HMA, HMA-RAP
30%, HMA-RAP 35%, WMA, WMA-RAP 30%, dan WMA-RAP 35%. Kadar
aspal optimum (KAO) campuran beraspal ditentukan dengan metode Marshall.
Pengujian modulus resilien menggunakan alat Umatta pada temperatur 25°C, 40°C,
dan 55°C. Pengujian deformasi permanen menggunakan alat Hamburg Wheel
Tracking Device pada temperatur 60°C, sementara pengujian kelelahan
menggunakan alat Beam Fatigue Apparatus pada temperatur 20°C.
RAP mengandung aspal sebesar 5,37% dengan penetrasi 17,4 dmm. Sebagai aditif
WMA, Evotherm berhasil menurunkan viskositas dan temperatur pencampuran
aspal pen 60/70 dari 159°C menjadi 147°C dengan kadar sebesar 2%. Sebagai
peremaja, Evotherm berhasil meningkatkan penetrasi aspal RAP menjadi 62 dmm dengan kadar sebesar 15%, tetapi daktilitas, kehilangan berat, dan sifat setelah
penuaan jangka pendek menjadi kurang baik jika dibandingkan dengan aspal pen
60/70. Gradasi agregat RAP lebih halus daripada batas yang disyaratkan pada
campuran AC-BC sehingga memerlukan lebih banyak agregat kasar. KAO
meningkat seiring bertambahnya Evotherm dan RAP dalam campuran. Stabilitas
dan pelelehan juga meningkat dengan bertambahnya penggunaan RAP dalam
campuran. Namun, campuran menjadi lebih sulit untuk dipadatkan. Semakin tinggi
temperatur campuran, semakin rendah kekakuannya. Modulus resilien menjadi
lebih tinggi pada campuran dengan RAP sementara banyaknya Evotherm dalam
WMA menurunkan modulus resilien campuran. Ketahanan terhadap deformasi
permanen tertinggi pada HMA-RAP sementara WMA paling rentan. WMARAP30%
lebih tahan terhadap deformasi permanen dibandingkan HMA, sementara
WMA-RAP35% lebih rentan dibandingkan HMA. Ketahanan terhadap kelelahan
pada tertinggi diperoleh pada WMA-RAP30% sementara ketahanan terhadap
kelelahan terendah diperoleh pada WMA pada tingkat regangan yang rendah dan
HMA-RAP30% pada tingkat reganan yang tinggi.