Banjir atau air merupakan salah satu faktor lingkungan utama penyebab kerusakan jalan. Salah satu jenis kerusakan bersapal akibat banjir adalah alur / rutting. Diperlukan material campuran beraspal yang tahan terhadap pengaruh air agar perkerasan dapat memberikan kinerja yang baik selama umur layan. Untuk evaluasi kinerja rutting dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian seperti Hamburg Wheel Tracking Device (HWTD) dan finite element modelling (FEM). Penelitian ini melakukan pengujian deformasi permanen menggunakan HWTD pada spesimen Laston AC-WC. Pengujian dengan HWTD dilakukan pada suhu 50oC baik kondisi kering dan terendam. Dari hasil pengujian HWTD dilakukan analisis FEM untuk mendapatkan model yang mendekati hasil pengujian HWTD.
Hasil pengujian HWTD kondisi kering menunjukkan spesimen laston AC-WC dapat bertahan hingga 20000 lintasan dengan kedalaman deformasi akhir sebesar 11,15 mm dengan dua fase deformasi. Pengujian HWTD kondisi terendam menunjukkan spesimen laston AC-WC hanya dapati dilalui beban hingga 9076 lintasan dengan kedalaman alur 17,19 mm yang membentuk tiga fase deformasi.
Kurva progres deformasi permanen FEM kondisi kering mendekati bentuk kurva hasil pengujian HWTD spesimen AC-WC kondisi kering di laboratorium dengan parameter material creep A = 9.5E-04 , n = 1.5 dan m =-0.01. Kurva progres deformasi permanen FEM kondisi terendam mendekati hingga fase creep kurva hasil pengujian HWTD spesimen AC-WC kondisi terendam di laboratorium dengan parameter material creep A = 5,18E-02 , n = 2,55 dan m =-0.17. Kurva deformasi FEM tidak dapat menghasilkan fase stripping karena keterbatasan model creep power law pada Abaqus.