digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sebagaimana tercantum pada peta kerja 2014-2019, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana memangkas jumlah perusahaan BUMN dari 119 menjadi 85 dan membentuk 15 perusahaan induk berbasis sektor yang menaungi seluruh perusahaan BUMN. Pada sektor kesehatan, pemerintah telah menginisiasi kembali rencana penggabungan PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk yang telah lama diwacanakan sejak tahun 2005. Saat ini, pemerintah sedang menimbang apakah penggabungan kedua perusahaan tersebut sebaiknya dilakukan sebelum pembentukan induk perusahaan atau tidak. Di satu sisi, pemerintah meyakini bahwa penggabungan kedua perusahaan ini akan menghilangkan kompetisi antar sesama BUMN farmasi tersebut dan meningkatkan prospek pertumbuhan ke depan. Namun, di sisi lain, terdapat beberapa isu yang muncul, seperti ketidaksepakatan antar pemegang kepentingan dan ketidakpastian akan implikasi program jaminan kesehatan nasional terhadap perusahaan farmasi. Berangkat dari isu-isu tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan analisis terhadap kelayakan dari rencana penggabungan antara PT Kimia Farma Tbk dan PT Indofarma Tbk serta memberikan rekomendasi mengenai skema penggabungan yang optimal. Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari PESTLE, SWOT dan TOWS untuk analisis kualitatif pada tingkat makroekonomi, industri dan perusahaan. Sementara itu, analisis kuantitatif yang digunakan adalah penilaian arus kas diskonto untuk menghitung nilai kedua perusahaan sebelum dan setelah penggabungan. Berdasarkan hasil penilaian, penggabungan ini akan menghasilkan sinergi sebesar Rp 361,754,014,000 pada skenario konservatif, Rp 968,332,350,219 pada skenario moderat dan Rp 1,274,420,797,608 pada skenario agresif. Adapun skema penggabungan terbaik adalah PT Kimia Farma Tbk mengakuisisi PT Indofarma Tbk menggunakan 100% saham dengan rasio pertukaran 0.41 saham PT Kimia Farma Tbk untuk setiap saham PT Indofarma Tbk. Penggabungan ini, akan menghasilkan sebuah perusahaan farmasi BUMN yang lebih besar, kuat dan efisien, sehingga mampu menghadapi persaingan pada tahun-tahun yang akan datang.