Ruang sebagai sarana interaksi sosial antar pengguna pada sarana komersial di
Indonesia telah mengalami penurunan jumlah dan kualitas. Salah satu faktor yang
mempengaruhi adalah keadaan pasar yang membuat ruang interaksi sosial kurang
mendapat perhatian. Ruang interaksi sosial dianggap mengurangi area komersial
untuk diperjualbelikan. Menurut beberapa akademik, ruang interaksi sosial yang
dimiliki oleh pemerintah atau swasta merupakan merupakan ruang publik kota.
Ruang publik tidak hanya dipandang sebagai implementasi perencana dan arsitek
sebagai bentuk konsep spasial, namun secara praktik ruang publik dapat
memfasilitasi masyarakat untuk menciptakan adanya hubungan sosial baik dari sisi
fisik, sosial, dan psikologis. Tujuan perancangan adalah untuk mendesain fasilitas
campuran komersial dan ruang interaksi sosial. Makalah ini menggunakan metode
penelitian dan perancangan pada kasus nyata di Cikarang Bekasi. Pemilihan lokasi
berdasarkan Kota Cikarang Bekasi merupakan kota satelit dari ibu kota negara yang
didominasi oleh perumahan, ruko, pusat perbelanjaan, dan sarana komersial lain.
Jenis pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, kuesioner, wawancara
dan studi pustaka. Observasi dilakukan untuk mengamati perilaku pengguna. Data
observasi yang terkumpul dilengkapi dengan kuesioner kepada pengunjung ruko
dan pusat perbelanjaan di Cikarang Bekasi. Data ini digunakan untuk memvalidasi
hasil observasi dari sudut pandang pengguna. Data menunjukkan bahwa mayoritas
pengunjung pusat perbelanjaan dan ruko membutuhkan dan tertarik untuk
menikmati, membeli, dan menyewa unit tenant komersial yang dapat menyediakan
ruang interaksi sosial. Wawancara juga dilakukan untuk mengetahui dari sudut
pandang pengembang mengenai kriteria desain soft edges dan implementasinya
pada area komersial. Kriteria desain soft edges dipilih sebagai salah satu unsur
utama pembentuk konsep permeable yang dapat menciptakan ruang interaksi
sosial. Hasil data wawancara menunjukkan bahwa desain soft edges memiliki
potensi akan daya tarik untuk meningkatkan nilai jual area komersial dan
perumahan. Dari pengumpulan data yang dilakukan dapat diambil kesimpulan
bahwa rancangan bentuk kesatuan fungsi komersial dan interaksi sosial memiliki
potensi baik dari sisi pengguna maupun penyedia atau pengembang. Pendekatan
soft edges dapat digunakan untuk meningkatkan interaksi sosial pengguna dan
memberikan nilai jual lebih kepada pengembang dan pengusaha.