digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Program vaksinasi nasional telah direncanakan oleh pemerintah sejalan dengan menyebarnya virus Covid-19 di Indonesia. Berdasarkan data, alokasi penerima vaksin di Indonesia adalah 181,5 juta populasi dan total kebutuhan vaksin mencapai 426 juta dosis vaksin. PBF Bio Farma mendapatkan tanggung jawab sebagai distributor vaksin dari Kementrian Kesehatan RI, dan mengatur penyimpanan vaksin. Kuantitas penyimpanan vaksin bertambah sejalan adanya program vaksinasi Covid-19 dan membuat kapasitas penyimpanan menjadi overload. Rata-rata kapasitas overload adalah 25,26% dari kapasitas ideal. Kapasitas overload membuat lingkungan cold room menjadi kurang kondusif dan akses operator menjadi terhambat karena penumpukan barang dibeberapa area. Rancangan studi ini adalah penelitian kualitatif dengan skema kerangka DMAIC. Data primer didapatkan dari interview dan observasi. Data sekunder didapatkan dari data historis perusahaan dan literature review. Analisis bisnis saat ini dijelaskan berdasarkan kerangka SCOR, Analisis RBV, Analisis PEST, dan Root Cause Analysis. Berdasarkan analisis, penyebab overload adalah ketidakpastian jadwal penerimaan dan pengiriman vaksin, pengecekan manual di fase penerimaan, layout yang tidak tepat kebijakan penyimpanan acak, pencarian manual dan tidak ada kebijakan pada system pengambilan. Berdasarkan hasil interview, terdapat tiga solusi utama untuk mengatasi kapasitas overload, yaitu kebijakan baru penyimpanan, relayout, dan implementasi warehouse management system (WMS). Kebijakan baru penyimpanan adalah metode class-based storage, yang mana dapat mempermudah pencarian produk. Setelah menetapkan kebijakan penyimpanan, alternatif solusi selanjutnya adalah relayout. Desain layout harus mendukung kebijakan class-based storage sehingga system zonasi berdasarkan FSN Analysis harus diimplementasikan, dan prinsip FIFO sebagai persyaratan dalam good distribution process menjadi dasar dalam pemilihan flow rack. Solusi selanjutnya adalah terkait system informasi di cold room. Implementasi WMS dapat menjadi alat transisi dari system manual menjadi otomatisasi. WMS usulan pada cold room adalah barcode system dan pengembangan aplikasi. Implementasi dari alternatif solusi akan dilaksanakan sesuai dengan metode PDCA. Berdasarkan perhitungan, terdapat peningkatan kapasitas cold room dari kapasitas 4,824,000 vial menjadi 5,844,823 vial, atau meningkat 21 persen.