Program vaksinasi nasional telah direncanakan oleh pemerintah sejalan
dengan menyebarnya virus Covid-19 di Indonesia. Berdasarkan data, alokasi
penerima vaksin di Indonesia adalah 181,5 juta populasi dan total kebutuhan vaksin
mencapai 426 juta dosis vaksin. PBF Bio Farma mendapatkan tanggung jawab
sebagai distributor vaksin dari Kementrian Kesehatan RI, dan mengatur
penyimpanan vaksin. Kuantitas penyimpanan vaksin bertambah sejalan adanya
program vaksinasi Covid-19 dan membuat kapasitas penyimpanan menjadi
overload. Rata-rata kapasitas overload adalah 25,26% dari kapasitas ideal.
Kapasitas overload membuat lingkungan cold room menjadi kurang kondusif dan
akses operator menjadi terhambat karena penumpukan barang dibeberapa area.
Rancangan studi ini adalah penelitian kualitatif dengan skema kerangka
DMAIC. Data primer didapatkan dari interview dan observasi. Data sekunder
didapatkan dari data historis perusahaan dan literature review. Analisis bisnis saat
ini dijelaskan berdasarkan kerangka SCOR, Analisis RBV, Analisis PEST, dan
Root Cause Analysis. Berdasarkan analisis, penyebab overload adalah
ketidakpastian jadwal penerimaan dan pengiriman vaksin, pengecekan manual di
fase penerimaan, layout yang tidak tepat kebijakan penyimpanan acak, pencarian
manual dan tidak ada kebijakan pada system pengambilan.
Berdasarkan hasil interview, terdapat tiga solusi utama untuk mengatasi
kapasitas overload, yaitu kebijakan baru penyimpanan, relayout, dan implementasi
warehouse management system (WMS). Kebijakan baru penyimpanan adalah
metode class-based storage, yang mana dapat mempermudah pencarian produk.
Setelah menetapkan kebijakan penyimpanan, alternatif solusi selanjutnya adalah
relayout. Desain layout harus mendukung kebijakan class-based storage sehingga
system zonasi berdasarkan FSN Analysis harus diimplementasikan, dan prinsip
FIFO sebagai persyaratan dalam good distribution process menjadi dasar dalam
pemilihan flow rack. Solusi selanjutnya adalah terkait system informasi di cold
room. Implementasi WMS dapat menjadi alat transisi dari system manual menjadi
otomatisasi. WMS usulan pada cold room adalah barcode system dan
pengembangan aplikasi.
Implementasi dari alternatif solusi akan dilaksanakan sesuai dengan metode
PDCA. Berdasarkan perhitungan, terdapat peningkatan kapasitas cold room dari
kapasitas 4,824,000 vial menjadi 5,844,823 vial, atau meningkat 21 persen.