digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Gabrella Mulyo
PUBLIC Dewi Supryati

Pertumbuhan pesat e-commerce akibat pandemi COVID-19 berdampak pada arus pengiriman barang last mile yang ditandai dengan tingginya volume paket kecil dan pengiriman business-to-consumer (B2C). Di sisi lain, last mile merupakan fase pengiriman dengan kontribusi biaya tertinggi (40%) sehingga terdapat peluang untuk mereduksi biaya pada last mile. PT X merupakan e-commerce bahan pangan yang menghadapi masalah distribusi last mile ditandai dengan target KPI biaya last mile dan on-time arrival belum tercapai. Penelitian ini bertujuan memecahkan masalah terkait biaya last mile melalui pengembangan model dan algoritma untuk menentukan rute distribusi harian optimal dari salah satu gudang di Jakarta ke 363 pelanggan PC/NC (power user/new customer) untuk meminimasi total biaya distribusi last mile dan mengembangkan skema kompensasi kurir dengan mempertimbangkan berbagai batasan. Batasan mencakup time windows pelanggan, durasi kerja, kendaraan heterogen, serta kemampuan kendaraan menjalankan banyak rute (multi-trip) untuk meningkatkan utilisasi kendaraan. Masalah ini dikenal sebagai MTHVRPTW dan mengacu pada model matematis (Seixas & Mendes, 2013) dan (Anaya-Arenas, Chabot, Renaud, & Ruiz, 2016). Model matematis dapat menghasilkan optimum global untuk ukuran data 10 pelanggan. MTHVRPTW pada dasarnya merupakan masalah NP-hard sehingga waktu komputasi menggunakan algoritma branch-and-bound meningkat secara eksponensial seiring peningkatan jumlah pelanggan. Algoritma dua tahap dengan pendekatan route-first cluster-second diajukan untuk menyelesaikan kasus riil. Pada tahap pertama, konstruksi solusi dengan algoritma Split yang berbasis pemrograman dinamis digunakan dan algoritma genetika untuk tahap perbaikan. Pada tahap kedua digunakan algoritma greedy untuk meghasilkan multi-trip. Implementasi algoritma menghasilkan penghematan biaya last mile sebesar 14,5% dengan waktu komputasi sebesar 102 menit. Peningkatan penghematan biaya menjadi 21,7% dapat dicapai dengan menggunakan skenario kompensasi kombinasi yang menghasilkan sinergi antar tiap struktur biaya. Parameter yang sensitif terhadap biaya adalah batas durasi kerja kurir dan laju kendaraan roda dua (motor).